Kamis 24 Sep 2015 21:18 WIB

Jangan Paksakan Lempar Jumrah Waktu Afdhaliyah

Jamaah haji melempar jumrah
Foto: samaa
Jamaah haji melempar jumrah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Daarul Ulum Bogor, KH Anwar Hidayat mengungkapkan terjadinya insiden Mina yang menewaskan cukup banyak jamaah haji, terjadi di pagi hari waktu Arab Saudi. Waktu tersebut, kata dia, biasanya disebut dengan waktu afdhal atau afdhaliyah (utama).

''Alhamdulillah, saya dan jamaah rombongan melempar jumrah mencari waktu yang sah-sah saja, alias waktu yang jawaz (boleh) dan tidak memaksakan untuk mencari waktu yang afdhaliyah,'' ungkap kiai Anwar kepada Republika melalui jaringan telpon internasional, Kamis (24/9).

Menurut Buya Anwar, begitu ia akrab disapa, jadual melempar jumrah bagi jamaah haji Indonesia sehabis shalat Maghrib. ''Jadi, tidak ada jamaah haji Indonesia yang melempar jumrah pagi hari, kecuali yang memaksakan diri mengejar afdhaliyah,'' ujarnya menjelaskan.

Lebih lanjut Buya Anwar mengungkapkan, sehabis melaksanakan ibadah wukuf di Padang Arafah, Rabu (23/9), bersama rombongan, ia berangkat ke Muzdalifah untuk mengambil batu dan terus melanjutkan perjalanan menuju Mina untuk melempar jumrah.

''Alhamdulillah, saya dan rombongan melempar jumrah pukul 03.00 waktu Saudi, jalan kaki dari Muzdalifah. Sedangkan, sebagian jamaah yang sepuh melempar jumrah pukul 05.00 waktu Saudi. Alhamdulillah aman,'' ungkap Buya Anwar penuh syukur.

Sehabis melempar jumrah Aqobah, sambung Buya Anwar, ia bersama rombongan, menuju hotel di Makkah. ''Jarak dari hotel menuju jumrah hanya satu kilometer, sedangkan jarak dari tenda menuju jumrah 3,7 kilomter. Jadi, lebih dekat dari hotel,'' ujar Buya Anwar menerangkan.

Ketika peristiwa Mina yang menewaskan ratusan jamaah haji terjadi tadi pagi, menurut Buya, ia bersama rombongan sedang berada di hotel di Makkah.

''Jadi, Buya nggak tahu kejadian tersebut. Ntar, menjelang Maghrib, Buya dan rombongan baru menuju Mina dan ifadhah, mohon doanya,'' tutur Buya Anwar menambahkan.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement