Jumat 25 Sep 2015 06:50 WIB

Ribuan Jamaah Tersesat Usai Lontar Jumrah

Jamaah haji melempar jumrah di Mina, Makkah, Arab Saudi.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar/ca
Jamaah haji melempar jumrah di Mina, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Puspita dari Tanah suci

MAKKAH -- Pemandangan tidak biasa tampak di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Kamis (24/9) pagi. Lebih dari 50 orang berpakaian ihram memadati kantor yang menempati gedung di wilayah Syisyah, Makkah, Arab Saudi, itu.

Mereka bingung arah kembali ke tenda setelah melakukan lontar jumrah. Kamis kemarin bertepatan dengan 10 Zulhijjah merupakan hari pertama jamaah melakukan amalan melontar jumrah dalam prosesi ibadah haji.

Hingga sore, Kantor Daker Makkah terus kedatangan jamaah yang bingung arah menuju tendanya. Petugas dari Seksi Perlindungan Jamaah Daker Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pun mengantarkan mereka kembali ke tenda di Mina.

Kendati sebagian besar sudah diantarkan ke tenda-tenda di Mina, lebih dari sepuluh jamaah memilih beristirahat dan menginap di Kantor Daker Makkah. Seluruh jamaah yang beristirahat itu berusia lebih dari 70 tahun.

Jamaah yang kebingungan kembali ke tenda-tendanya di Mina tidak hanya terlihat di Kantor Daker Makkah. Jamaah yang tersesat itu dengan mudah ditemui sepanjang jalan dari lokasi melontar jumrah atau jamarat hingga Tenda Misi Haji Indonesia di Mina.

Hingga Kamis (24/9) malam waktu setempat, Daerah Kerja (Daker) Madinah yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan mabit di Mina mencatat 332 orang tersesat pada hari pertama melontar jumrah. "Satu nama itu hanya mewakili orang yang tersesat," kata Kepala Daker Madinah Nasrullah Jasam.

Menurut Nasrullah, satu nama yang tercatat dapat mewakili dua hingga 12 orang. Jumlah itu juga belum termasuk jamaah tersasar yang tidak tercatat. "Jumlahnya mungkin dapat ribuan," ujar dia.

Nasrullah menuturkan, banyak jamaah yang tersasar setelah melontar jumrah merupakan persoalan yang terus berulang. Dia mengatakan itu tidak terlepas dari kondisi Mina yang sangat luas dengan aktivitas melontar yang sangat melelahkan.

Jamaah, terutama yang berusia tua, sudah diimbau untuk tidak memaksakan diri ke Jamarat. Sebab, aktivitas melontar bagi jamaah yang sudah tua dan berisiko tinggi dapat diwakilkan. "Tapi, jamaah kita //kan// selalu ingin afdolnya melontar," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement