REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) meminta masyarakat khususnya keluarga jamaah haji yang berada di Tanah Air untuk tidak mudah menelan informasi apapun terkait insiden Mina.
Imbauan ini disampaikan menyusul merebaknya informasi di berbagai media online atau media sosial yang simpang siur. Kondisi tersebut berdampak pada munculnya kepanikan dan rasa was-was di tengah masyarakat.
Ia meminta masyarakat agar berpegang kepada informasi resmi yang dirilis oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan Kementerian Luar Negeri."Karena hanya instansi yg di Mekkah mempunyai aparat dan akses untuk mengetahui kondisi jemaah haji Indonesia secara akurat," kata Ketua KPHI, KH Slamet Effendy Yusuf yang saat ini berada di Makkah, Jumat (25/9).
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan nomor hotline bagi keluarga jamaah asal Indonesia yang ingin mendapatkan informasi seputar kejadian itu. "Silakan menghubungi hotline +966543603154," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat, Kamis.
Arsyad menerangkan PPIH Arab Saudi berusaha menguasai situasi agar tidak muncul korban lebih banyak dari Indonesia. PPIH Arab Saudi juga terus berkoordinasi dengan Dipa Madani (BNPB Arab Saudi) untuk mendapatkan informasi di wilayah-wilayah yang dapat dijangkau.
Kamis (24/9) pukul 08.00 waktu Arab Saudi, jamaah berdesak-desakkan tepat di Jalan 204 Mina. Berdasarkan akun resmi twitter Kerajaan Arab Saudi beberapa jam lalu, insiden ini, menewaskan 753 jamaah haji. Sedangkan korban luka akibat peristiwa ini mencapai 863 orang.
Ini adalah insiden terdahsyat selama 25 tahun terakhir. Mengingatkan kembali peristiwa Mina 1990. Ketika itu, 1.426 jamaah haji meninggal di dalam terowongan Mina. Sebagian besarnya adalah jamaah asal Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Peristiwa ini dipicu tidak berfungsinya sistem sirkulasi udara.