Jumat 25 Sep 2015 12:30 WIB
Insiden Mina

Insiden Mina Terburuk Dalam 25 Tahun Terakhir

Sebuah ambulan mengangkut korban insiden Mina, Kamis (24/9). Akibat berdesakan, ratusan jamaah haji menjadi korban luka dan wafat saat hendak melempar jumrah.
Foto: Reuters
Sebuah ambulan mengangkut korban insiden Mina, Kamis (24/9). Akibat berdesakan, ratusan jamaah haji menjadi korban luka dan wafat saat hendak melempar jumrah.

REPUBLIKA.CO.ID, MINA -- Setidaknya 717 jemaah dari berbagai belahan dunia tewas dalam tragedi di Mina, Kamis (24/9). Menurut pejabat Arab Saudi, musibah tersebut adalah yang terburuk dalam 25 tahun terakhir.

Dalam musibah tersebut, sekitar 863 mengalami luka-luka akibat terinjak-injak saat ribuan jemaah akan melakukan ritual melempar jumrah.

Tragedi paling buruk terjadi pada musim haji Juli 1990 ketika 1.426 orang jemaah tewas akibat kehabisan oksigen saat berdesakan di terowongan Mina.

Ibadah haji yang merupakan ritual keagamaan terbesar dunia. Sebelumnya sering terjadi berbagai insiden, seperti kebakaran, kerusuhan, serta kondisi berdesak-desakan yang menimbulkan korban terinjak-injak.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Arab Saudi mengucurkan miliar dolar AS untuk mengembangkan infrastruktur dan teknologi pengendalian arus jemaah.

Keamanan pelaksanaan ibadah haji merupakan isu politik sensitif bagi dinasti Kerajaan Arab Saudi yang secara internasional menyatakan diri mereka sebagai penjaga kemurnian ajaran Islam serta tempat suci di Mekah dan Madinah.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan, Pemerintah Arab Saudi harus bertanggungjawab atas tragedi tersebut. Lebih 100 jemaah Iran ikut menjadi korban.

"Pemerintah Arab Saudi harus menerima tanggung jawab atas tragedi menyedihkan ini. Mismanajemen serta tindakan yang tidak tepat merupakan penyebab malapetaka ini," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan yang dirilis melalui lamannya.

Raja Saudi Arabia, Salman, telah menyampaikan ucapan berduka cita atas peristiwa tersebut.

"Kami telah menginstruksikan semua pihak berwenang untuk meninjau kembali rencana operasi untuk meningkatkan layanan untuk memastikan agar para tamu Allah bisa menjalankan ibadah dengan secara mudah dan nyaman," kata Raja Salman.

Sementara Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Mansour Turki mengatakan, penyelidikan akan dilakukan untuk mencari penyebab mengapa jemaah berdesak-desakan di lokasi terjadinya insiden.

"Belum diketahui apa penyebabnya," katanya dalam sebuah jumpa pers di Mina.

Ucapan belasungkawa disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, pemimpin negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia. Melalui akun resmi Twitter miliknya, Jokowi menyatakan bahwa harus ada perbaikan pengelolaan haji supaya peristiwa ini tidak terulang lagi.

Paus Francis yang berbicara dari New York menyampaikan ucapan berduka cita yang mendalam terhadap umat Islam atas terjadinya tragedi tersebut. Sekjen PBB Ban Ki-moon dan pemerintah AS juga menyampaikan ucapan yang sama.

"Amerika Serikat menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga para jemaah haji yang tewas dan ratusan lainnya yang cedera akibat berdesak-desakan di Mina, Saudi Arabia," kata Ned Price, juru bicara Gedung Putih.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement