Jumat 25 Sep 2015 14:14 WIB

35 Jamaah Indonesia Wafat, Persediaan Air di Arafah Harus Ditambah

Rep: Ratna Puspita/ Red: Indah Wulandari
  Jamaah haji yang tengah melaksanakan ibadah wukuf, menunaikan shalat Jumat di sekitar kawasan Masjid Namirah, Arafah, Jumat ( 3/10).   (Reuters/Muhammad Hamed)
Jamaah haji yang tengah melaksanakan ibadah wukuf, menunaikan shalat Jumat di sekitar kawasan Masjid Namirah, Arafah, Jumat ( 3/10). (Reuters/Muhammad Hamed)

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Sebanyak 35 jamaah Indonesia meninggal pada rangkaian ibadah haji di Arafah dan Mina hingga Kamis (24/9) pukul 23.00 waktu Arab Saudi.

Sebagian besar jamaah meninggal karena permasalahan pernapasan dan gagal jantung yang dipicu dengan heatstroke dan dehidrasi.

Penghubung Kesehatan Daerah Kerja Makkah dr Ramon Andrias menyatakan sebagian besar jamaah yang meninggal berusia 65 tahun, bahkan beberapa jamaah sudah berusia lebih dari 80 tahun. Dia memerinci, 26 jamaah meninggal di Arafah dan sembilan jamaah meninggal di Mina hingga Kamis (24/9).

Namun, dia menyatakan, belum dapat diambil kesimpulan yang meninggal di Arafah lebih banyak. "Data masih terus bergerak," kata dia, Jumat (25/9). Data tersebut juga belum termasuk jamaah yang menjadi korban berdesak-desakan di Jalan 204, Mina, Arab Saudi.

Koordinator BPHI Arafah dr Agus Hidayat mengatakan sebagian besar jamaah yang meninggal di Arafah karena heatstroke dan dehidrasi. Suhu di Arafah memang sangat panas ketika prosesi wukuf mencapai lebih dari 40 derajat celcius.

Dia pun menyarankan agar pasokan air untuk penyelenggaraan tahun depan harus ditambah. Dalam kondisi normal, tubuh manusia membutuhkan air minum dua liter. Namun, kondisi Arafah yang sangat panas dan kering membuat tubuh manusia membutuhkan air minum lebih banyak.

Idealnya, pasokan air di Arafah mencapai empat sampai lima liter satu hari. "Pada orang tua harus lebih banyak, kecuali mereka yang mengalami masalah ginjal atau jantung memang harus diatur pasokan airnya," kata Agus.

Agus menambahkan edukasi kepada jamaah agar banyak minum air juga harus gencar dilakukan sebelum keberangkatan ke tanah suci. Sebab, menurut Agus, banyak jamaah yang mempertahankan kebiasaannya sedikit minum air.

Kondisi Arafah yang panas ketika wukuf harus diimbangi dengan banyak minum air. Namun, banyak jamaah yang justru menghindari banyak minum air. "Banyak jamaah yang kurang minum karena mereka takut kencing," kata Agus.

Padahal, serangan panas yang diperparah dengan kurang minum akan mengganggu metabolisme tubuh jamaah, khususnya mereka yang sudah mengidap penyakit sejak di Tanah Air.

"Mereka yang punya masalah diabetes akan terganggu juga. Begitu pula mereka yang punya masalah jantung," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement