REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH –- Bagi sebagian besar kaum Muslim, ibadah haji adalah peristiwa sekali dalam seumur hidup. Sayangnya dalam ibadah haji tahun ini cukup banyak terjadi musibah tragis. Mulai dari kebakaran, jatuhnya alat derek raksasa (crane) hingga insiden desak-desan di Mina yang berujung maut.
Mantan presiden Federasi Dewan Islam Australia, Iqbal Patel, mengatakan Pemerintah Arab Saudi harusnya bisa melakukan sesuatu. Sudah berselang 1.400 tahun sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW, sudah sepatutnya Pemerintah Saudi mampu mengorganisir pelaksanaan haji sehingga bisa lebih baik.
“Mungkin mereka harus mengurangi angka atau mereka harus memikirkan kembali bagaimana harus mengelola seluruh proses,” kata Patel seperti dikutip dari ABC News 24, Jumat (25/9).
Tahun ini, ada sekitar juta orang melaksanakan haji. Berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, Pemerintah Saudi melakukan sejumlah pekerjaan besar untuk mencegah terjadinya insiden berdesak-desakan di Mina.
“Mereka melakukan sejumlah pekerjaan besar, banyak investasi di bidang infrastruktur dengan teknologi paling modern baik dari segi pengendalian massa ataupun transportasi,” ujarnya.
Ia ikut berduka atas insiden Mina yang menewaskan lebih dari 700 jamaah. Tragedi ini tidak seharusnya terjadi manakala Saudi dapat menyiapkan dengan baik segala kemungkinan penyerbuan.
“Sedih memang mengetahui ada keluarga yang meninggal saat berhaji. Tapi di satu sisi mereka meninggal di Makkah, sehingga langsung masuk surga,” kata Patel.
Ia menyebut, melaksanakan ibadah haji tidaklah mudah. Bagi yang berasal dari ekonomi pas-pasan, mungkin biaya yang digunakan untuk berhaji berasal dari tabungan mereka seumur hidup. Patel menyebut saat berhaji, Anda bisa menemukan berbagai macam jamaah, mulai dari bayi di dalam keretanya hingga orang tua di atas kursi rodanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika