Ahad 27 Sep 2015 19:46 WIB
Tragedi Mina

Identifikasi, PPIH Koordinasi dengan Kepolisian Makkah

Petugas medis menolong jamaah haji yang menjadi korban insiden Mina.
Foto: Reuters
Petugas medis menolong jamaah haji yang menjadi korban insiden Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengidentifikasi lima lagi jamaah haji Indonesia yang menjadi korban peristiwa di Jalan 204, Mina, Arab Saudi. Proses identifikasi juga melibatkan kepolisian setempat.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi, Arsyad Hidayat, mengatakan tidak semua jenazah yang tersimpan di Pemulasaran Jenazah Al Muaisim dilengkapi identitas. PPIH Arab Saudi pun melakukan koordinasi dengan kepolisian Makkah untuk memudahkan proses identifikasi.

"Ada file di kantor polisi, file itu yang menguatkan," kata dia, seperti dilaporkan wartawan Republika.co.id, Ratna Puspita, langsung dari Makkah, Ahad (27/9).

Arsyad menerangkan, ada sejumlah identitas yang menunjukkan seseorang merupakan jamaah haji. Identitas tersebut berupa gelang tembaga, kartu Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji (Dapih), dan kartu identitas lainnya.

Ada sebagian jenazah yang identitas-identitas itu masih lengkap menempel di tubuhnya. Namun, ada juga yang sudah terlepas. "Terlepas itu bisa jadi lepas karena kejadian, bisa juga dilepsa oleh kepolisian," ujar Arsyad.

Kepolisian melepas identitas yang melekat pada jamaah haji ketika proses evakuasi. Identitas tersebut disimpan untuk kemudian digunakan sebagai data pendukung. "Itu yang kita konfirmasi," ujar Arsyad.

Ribuan jamaah yang hendak melontar jumrah dan jamaah yang selesai melontar jumrah berdesak-desakan di Jalan 204, Mina, Arab Saudi, pada Kamis (24/9) pagi. Mereka saling menghimpit di bawah terik matahari.

Sebagian terinjak-injak. Ada juga yang mengalami serangan panas atau heatstroke dan dehidrasi. Akibatnya, banyak jamaah bertumbangan. Pemerintah Arab Saudi melansir 769 jamaah haji meninggal.

PPIH Arab Saudi sudah mengkonfirmasi 23 warga negara Indonesia meninggal dalam kejadian itu, terdiri dari 19 jamaah haji Indonesia dan tiga orang pekerja atau mukimin asal Indonesia.

Jumlah tersebut masih dapat bertambah karena PPIH Arab Saudi masih terus melakukan identifikasi di Pemulasaran Jenazah Al Muaisim. Otoritas Arab Saudi membuka Pemulasaran Jenazah Al Muasisim bagi negara pengirim jamaah haji pada Jumat (25/9) malam.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Abdul Djamil, menyatakan proses identifikasi di pemulasaran jenazah dimulai dengan menelusuri foto. Sebanyak 500 foto dijajarkan di sebuah ruangan sehingga petugas dari negara pengirim jamaah haji dapat meneliti satu per satu.

Djamil menyatakan hal pertama yang dikenali adalah jamaah haji dengan wajah Indonesia. Kedua, berbagai tanda lain seperti kain ihram bertuliskan INDONESIA berwarna hijau, slayer, atau selempang hijau.

Ketika sudah mengenali lewat foto, proses berikutnya melihat jenazah di ruang penyimpanan mayat. Proses identifikasi dilakukan melalui identitas yang menempel pada tubuh jenazah. Jika tidak ada identitas, maka PPIH Arab Saudi juga melibatkan perangkat kloter untuk mengenali anggotanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement