REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Departemen Kesehatan Arab Saudi di Jeddah menyatakan telah menghabiskan anggaran sebesar 4 juta riyal atau sekitar Rp 15,6 miliar untuk membantu jamaah haji serta memulangkan jamaah lain yang tidak mampu melanjutkan ibadah hajinya.
CEO King Abdullah Medical Complex, Jeddah Saeed Al-Ghamdi mengungkapkan besaran tersebut pada Arabnews, Rabu (30/9). “Itu termasuk dengan pengiriman 300 pekerja medis menuju Arafah pekan lalu,” katanya.
Selain rumah sakit King Abdullah, rumah sakit di Arab Saudi berkolaborasi untuk menyediakan ambulans bersama semua peralatan yang diperlukan untuk operasi perawatan intensif. Tim gabungan ini terdiri dari 60 dokter, 37 perawat, dan beberapa paramedis.
Al Ghamdi menjelaskan, setiap tim mendampingi pasien selama 48 jam di tempat-tempat suci dengan biaya 6.000 riyal atau sekitar Rp 23 juta untuk setiap orang yang sakit.
"King Abdullah Medical Complex merekrut lebih dari 90 asisten tenaga medis untuk membantu para dokter merawat pasien," kata Al Ghamdi.
Selain itu, Al Ghamdi menerangkan, kalau King Abdullah Medical Complex juga memberikan pengobatan untuk 36 orang, 27 di antaranya berada dalam kondisi kritis.
"Beberapa kasus melibatkan sengatan matahari, patah tulang dan cedera ke berbagai bagian tubuh. Ada juga 12 orang yang belum teridentifikasi," tambah Al Ghamdi.
Ia menyatakan semua pekerja medis harus memberikan pengobatan tanpa melihat asal kebangsaan jemaah yang sakit.
Mereka yang dirawat juga akan diambil fotonya, sehingga mereka dapat diidentifikasi oleh perwakilan kedutaan dan keluarga.