Rabu 30 Sep 2015 09:58 WIB

Percepat Identifikasi, PPIH Bentuk Tiga Tim

Rep: c07/ Red: Damanhuri Zuhri
Petugas medis menangani para korban insiden Mina, Kamis (24/9)
Foto: AP
Petugas medis menangani para korban insiden Mina, Kamis (24/9)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat mengatakan, untuk mempercepat penelusuran korban peristiwa Mina yang terjadi, Kamis (24/9) lalu, tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah membentuk tiga tim:

Pertama, tim pencari data yang menghimpun data jamaah haji Indonesia yang belum kembali ke kloternya sejak peristiwa Mina. Kedua, tim penelusuran ke beberapa rumah sakit di Arab Saudi seperti di RS Mina Al Wadi, RS Mina Al Jisr, RS Zahir, RS Syisyah, dan RS Militer di Awali.

Tim juga akan menelusuri kemungkinan keberadaan jamaah haji Indonesia di rumah sakit di luar kota Makkah, seperti RS Garda Nasional di Jeddah dan RS Hada di Thaif, tim ketiga adalah tim identifikasi jenazah di Majma’ Ath-Thawari Bil Muaishim.

“Hari ini, secara intensif kami keliling ke beberapa kloter dan alhamdulillah mendapatkan laporan-laporan baru terkait dengan beberapa kloter yang ada jamaahnya belum kembali sampai hari ini,” terang Arsyad dalam jumpa pers di Daker Makkah, Rabu (30/9) dini hari.

Menurut Arsyad, ada  dua pola yang digunakan dalam mengidentifikasi jenazah, yakni mengidentifikasi jenazah melalui file-file yang berisi data pelengkap jamaah yang berupa gelang, tas, syal, DAPIH (Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji, kartu petunjuk bus, kartu petunjuk hotel, dan lainnya.

“Jika  itu ditemukan, akan mempermudah identifikasi jenazah korban. Kalau tidak ditemukan, identifikasi dilakukan dengan mengkonfirmasi jenazah melalui ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu dan keluarga jenazah di kloter tersebut,” jelas Arsyad.

Pola kedua adalah bekerja sama dengan divisi Disaster Victim Identification (DVI) untuk mendapatkan data-data sidik jari jamaah haji Indonesia.

Ini dilakukan sehubungan dengan mulai terjadinya perubahan fisik, khususnya muka, jenazah setelah lima hari sejak peristiwa sehingga mempersulit  proses identifikasi. Arsyad berharap penggunaan  sidik jari  akan mempermudah dan mempercepat proses identifikasi.

Disinggung soal pemakaman, Arsyad menjelaskan bahwa pihak Mu’aishim telah melakukan penguburan jenazah korban peristiwa Mina sejak Senin (28/9) lalu, terutama jenazah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini diambil untuk menghindari penularan  penyakit yang bersumber dari jenazah yang sudah terlalu lama.

Arsyad menambahkan, pada malam ini ada beberapa kontainer yang telah dibuka, namun belum bisa dirilis fotonya. Selain itu,  empat kontainer sudah dibawa ke Jeddah untuk dilakukan identifikasi di salah satu RS di Jeddah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement