Jumat 02 Oct 2015 17:53 WIB

Tim DVI Polri Identifikasi Korban Mina

Petugas merawat jamaah haji yang jadi korban insiden Mina.
Foto: Reuters
Petugas merawat jamaah haji yang jadi korban insiden Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Puspita dari Tanah Suci

JEDDAH -- Pemerintah Arab Saudi, khususnya otoritas di Pemulasaraan Jenazah Al Muaisim, mulai memberikan keleluasaan tim identifikasi dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.

Keleluasaan ini memudahkan tim identifikasi untuk memverifikasi jenazah korban tragedi Mina. Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat mengatakan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia mengirimkan sepuluh personel dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk membantu proses identifikasi.

Tim DVI Mabes Polri dapat membantu identifikasi dan verifikasi yang masih berlangsung di Pemulasaraan Jenazah Al Muaisim.

Arsyad menyatakan tim identifikasi PPIH Arab Saudi terdiri dari anggota TNI/Polri, tenaga medis dari Kementerian Kesehatan, tenaga musiman, dan staf Konsulat Jenderal RI di Jeddah berhasil mengidentifikasi 91 jenazah sejak satu pekan lalu.

Namun, masih ada 38 jamaah haji yang dilaporkan belum kembali ke pemondokan sejak peristiwa Mina. "Tim DVI dapat membantu proses itu ketika mereka sudah tiba di Arab Saudi," ujar Arsyad, Jumat (2/10).

Tim identifikasi yang dipimpin Kepala Seksi Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi Letnan Kolonel Jaetul Muchlis Basyir sudah melakukan identifikasi sejak Jumat (25/9) malam, atau ketika seluruh jenazah sudah dikirim ke Pemulasaraan Jenazah di Al Muaisim.

Tim melakukan proses identifikasi dengan cara memilah ratusan foto yang dirilis otoritas pemulasaraan. "Kami pilih foto yang punya wajah Indonesia, wajah Melayu," kata Arsyad. Ada juga foto-foto yang menunjukkan identitas jamaah Indonesia seperti gelang tembaga dan slayer.

Selanjutnya, tim harus mengajukan permohonan melihat berkas atau file jenazah itu. Berkas itu menyimpan berbagai identitas yang dikenakan jamaah ketika jasadnya ditemukan petugas setempat.

Proses ini tidak mudah. Tim identifikasi kerap harus bernegosiasi alot dengan petugas di Al Muaisim. "Mereka tidak punya standar atau prosedur seperti ini, kadang ada petugas yang‎ mengizinkan, ada yang tidak. Makanya pendekatan personal sangat penting," kata Muchlis.

Jika dalam berkas yang tersimpan ada identitas jamaah maka tim akan mudah memverifikasi jenazah tersebut. Proses selanjutnya, tim akan melibatkan ketua kloter, kepala rombongan, atau ketua regu untuk mengkonfirmasi jenazah tersebut sesuai dengan identitas yang dikenakan.

Jika dalam berkas tidak ada identitas jamaah maka tim harus mengajukan permohonan melihat jasad atau jenazah secara langsung. ‎Proses ini juga melibatkan ketua kloter, kepala rombongan, ketua regu, keluarga, atau anggota kloter yang mengenali korban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement