Kamis 08 Oct 2015 07:18 WIB

Terpikat Pesona Laut Merah dan Pasar Balad

Rep: EH Ismail/ Red: Indah Wulandari
Masjid Terapung, Jeddah.
Foto: Republika/Tommy Tamtomo
Masjid Terapung, Jeddah.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah mengimbau jamaah haji Indonesia untuk tidak berkunjung ke Jeddah. Imbauan PPIH Arab Saudi dipertegas dengan peringatan yang dikeluarkan Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Jeddah.

Pihak Muassasah sebagai otoritas penyelenggara ibadah haji bentukan Pemerintah Arab Saudi pun sudah mengeluarkan larangan ziarah (city tour) ke Jeddah. Alasannya, Jeddah tidak termasuk ke dalam daerah yang menjadi kota peribadatan haji.

Betapapun pagar maya sudah ditegakkan  guna menghalangi jamaah haji jalan-jalan ke Jeddah, namun ribuan jamaah haji asal Tanah Air tetap saja plesiran ke kota ini. Setidaknya, ada dua obyek wisata yang menjadi sasaran jamaah haji Indonesia berwisata ke Kota Jeddah, yakni Laut Merah dan Pasar Balad Corniche.

Sejumlah jamaah haji yang saya temui mengaku rela mengeluarkan uang puluhan riyal untuk bisa sampai ke lokasi wisata Laut Merah. Umumnya, jamaah terpikat dengan laut yang sarat dengan sejarah kisah Nabi Musa dan Firaun tersebut.

“Menyenangkan bisa ke sini. Saya jadi lebih tahu sejarah Raja Firaun yang dulu pernah tenggelam di Laut Merah ini,” kata Wuryati, jamaah haji asal Prambanan, Yogyakarta. Wuryati datang bersama rekan-rekan satu rombongan yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 29 Solo (SOC 29).

Kendati pemandangan di pantai Laut Merah tidak seindah pemandangan pantai-pantai di Indonesia, namun ada beberapa obyek yang mempunyai daya pikat istimewa, yakni masjid terapung.

Memiliki nama resmi Masjid Ar-Rahmah (dulu bernama Masjid Fatimah), masjid ini berdiri tepat di pinggir pantai. Tiang-tiang pondasinya merupakan beton-beton besar yang menancap kokoh ke dalam tanah.

Bangunan utama masjid berada di atas beton-beton pondasi yang terlihat dengan mata. Pondasi dasar masjid ini tampak seperti tangan-tangan yang mengangkat bangunan masjid. Inilah sebabnya Masjid Ar-Rahmah punya julukan sebagai masjid terapung.

Selain masjid terapung, Laut Merah memang disulap Pemerintah Arab Saudi sebagai kawasan wisata mewah nan megah di Jeddah. Di kawasan seluas 30 kilometer persegi ini, terdapat pula air mancur tertinggi di dunia yang diberi nama Air Mancur King Fahd. Di sepanjang pantai Laut Merah, arena bermain dan rekreasi keluarga dipercantik dengan berbagai ukiran modern nan besar.

Masih di kawasan Laut Merah, objek yang selalu menjadi sasaran jamaah haji dan jamaah umrah dari berbagai negara adalah Balad Corniche Commercial Center. Pusat perdagangan yang terkenal dengan sebutan Pasar Balad ini adalah salah satu ikon Kota Jeddah.

Maklum, sejak didirikan pada 674 Masehi oleh Khalifah Utsman bin Affan, Jeddah memang merupakan titik temu lalu lintas perdagangan yang dilakukan para saudagar Yaman dan Eropa. Pasar Balad ibarat monumen hidup aktivitas perdagangan di kota pelabuhan utama jazirah Arab ini.

Selain jamaah umrah dan haji serta wisatawan luar negeri, Pasar Balad selalu disesaki penduduk asli Jeddah.

“Pasar itu banyak menjual kebutuhan sehari-hari dan juga berbagai suvenir. Warga sini juga banyak yang belanja di sana,” kata Anjaam Sulimani, warga Jeddah yang berbincang dengan saya di dekat Masjid Ar-Rahmah.

Menurut saya, Pasar Balad tak ubahnya pasar Tanah Abang yang menjadi pusat grosir konveksi terbesar di Asia Tenggara. Di Pasar Balad banyak dijual suvenir khas Arab Saudi, seperti sajadah, tasbih, abaya, parfum, dan lain sebagainya.

Jamaah haji dan umrah asal Indonesia adalah pembeli yang sangat disukai para pedagang di pasar ini. Alasannya, mereka menilai jamaah Indonesia paling senang berbelanja dan mengeluarkan banyak uang di pasar tersebut.

Tak heran, banyak toko di pasar ini menggunakan kata murah di belakang nama tokonya. Sebut saja Ali Murah, Toko Murah, Toko Gani Murah, Toko Kamal Murah, Toko Sultan Murah, dan lain sebagainya. Karena alasan inilah banyak pelayan toko yang bisa berbahasa Indonesia. Jamaah bisa tidak merasa sedang berada di negara asing saat berada di pasar ini.

Selain kualitas barang yang tidak kalah dengan barang-barang buah tangan yang dijual di Makkah dan Madinah, Pasar Balad punya kelebihan tersendiri. Harga barang di pasar ini relatif lebih murah dengan toko-toko di Makkah dan Madinah.

Apalagi jika jamaah membeli barang-barang incarannya dalam jumlah banyak. Harga barang yang dijual secara lusinan lebih murah dibandingkan dengan harga barang yang dijual eceran atau satuan.

Jadi, memang sangat beralasan banyak jamaah haji dan umrah Indonesia yang tetap memutuskan pergi berwisata ke Jeddah. Wisata sejarah sekaligus wisata belanja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement