Ahad 11 Oct 2015 11:21 WIB

'Cepat Sembuh Ya, Pak Giyanta' (2-habis)

Petugas haji mengecek jamaah yang sakit
Foto: antaranews
Petugas haji mengecek jamaah yang sakit

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: EH Ismail dari Tanah Suci

MAKKAH -- Saya dan teman-teman MCH sebenarnya ingin langsung menuju rumah sakit dan menjenguk lelaki bernama lengkap Sugiyanta Mardi Reja itu.

Namun, karena pengemudi yang biasa menemani kami ke mana-mana, Abdul Cholid Ahmad, sudah pulang untuk beristirahat, kami pun tak bisa langsung menuju rumah sakit.

Keesokan harinya, saya dan teman-teman MCH akhirnya bisa menjenguk Pak Giyanta. Sampai di rumah sakit yang letaknya berdekatan dengan Bandara KAA, kami segera menuju ke kamar 405 B tempat Pak Giyanta dirawat. Sampai di kamar itu, kami melihat Pak Giyanta terbaring lemah.

Kendati demikian, Pak Giyanta menyadari kehadiran kami. Dengan sigap, dia memberikan isyarat dengan meletakkan tangan kirinya di kening dan mengibas-ibaskan ke sebelah kanan.

Perlahan, walaupun tak jelas bicaranya, Pak Giyanta mengatakan tubuh sebelah kanannya susah digerakkan. Kami pun paham isyarat yang ditunjukkan Pak Giyanta.

Baru beberapa saat berada di dalam kamar itu, sejumlah perawat dan dua dokter masuk guna memeriksa kondisi Pak Giyanta. Usai pengecekan pasien, mereka pun meninggalkan kamar.

Saya pun bertanya kepada seorang perawat laki-laki asal Filipina mengenai kondisi Pak Giyanta. Menurut dia, berdasarkan indikator medis yang terpampang di monitor komputer, kondisi Pak Giyanta relatif membaik.

Saat terkena serangan stroke, tekanan darah lelaki kelahiran Klaten, 14 Oktober 1964 ini mencapai 200 per 120. “Ini tekanan darahnya sekarang sudah 130 per 86. Sudah bagus, mudah-mudah terus membaik,” ujar perawat itu.

Terus terang saya dan teman-teman sedih melihat Pak Giyanta terbaring di rumah sakit. Saya dan kawan-kawan pun terus mengingatkan Pak Giyanta agar tidak terlalu memikirkan hal yang macam-macam dan memintanya banyak tidur.

“Istirahat saja, ya Pak. Nggak usah mikir yang macam-macam. Dibawa tidur saja, Insya Allah nanti cepat sembuh,” bisik saya. Pak Giyanta pun menjawab dengan kalimat yang tidak terlalu jelas. Katanya, di rumah sakit malah sulit tidur.

Saya masih tak percaya, Pak Giyanta yang terbiasa bergurau sambil minum kopi dan nonton televisi bersama kami pada malam-malam sebelum istirahat, kini terbaring di rumah sakit. Saya berharap, kondisi Pak Giyanta terus membaik dan bisa sembuh seperti sedia kala. Cepat sembuh ya, Pak Giyanta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement