REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Teknis Haji III (STH III) Kantor Urusan Haji Indonesia (KUHI) KJRI Jeddah Akhmad Jauhari mengakui adanya penemuan jamaah umrah yang ditinggal tanpa pendampingan dan sedang dirawat di RS King Abdullah, Jeddah. Menurut Akhmad, pihaknya saat ini masih menelusuri informasi tentang travel yang bertanggungjawab terhadap jamaah tersebut.
"Kalau sudah kami dapatkan info travelnya, langsung kami koordinasikan dengan perwakilan yang ada di Arab Saudi," kata Akhmad saat dihubungi Republika.co.id, Senin (21/3).
Akhmad menuturkan, kasus jemaah batal pulang karena sakit dan tidak didampingi petugas dari travel seringkali terjadi. Bahkan, petugas dari travel juga tidak melaporkan hal ini kepada Kantor Perwakilan RI di Jeddah.
Padahal, seharusnya pihak travel melaporkan kepada perwakilan untuk dilakukan monitoring dan pendampingan. Sebabnya, apabila masa perawatan melebihi masa tinggal nya diperlukan prosedur khusus untuk memulangkan jamaah yang sakit.
KUHI jutru sering mendapat laporan jamaah ditinggal dari manajemen atau perawatan Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Akhmad menjelaskan, pada musim umrah tahun ini, terhitung hingga 21 Maret, KUHI sudah mendapat laporan tujuh kasus seperti ini.
Dari tujuh kasus yang ada, empat diantaranya sudah bisa pulang ke Tanah air dan sisanya masih dalam perawatan secara intensif. Terakhir yaitu kasus yang dialami oleh jamaah atas nama Abdurrahman Abdillah dengan nomor paspor B04081334.
Ahkmad mengakui kesulitann yang dihadapi dalam proses pemulangan adalah karena sebagian besar jamaah tidak dilengkapi ID Card yang dikeluarkan oleh pihak travel, sehingga ada hambatan untuk melakukan koordinasi.