REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah daerah memiliki daftar tunggu haji dengan waktu yang bervariasi. Tapi, provinsi Sulawesi Selatan tercatat sebagai daerah dengan daftar tunggu hajinya terpanjang.
‘’Sulsel daftar tunggunya mencapai 35 tahun. Jadi, kalau daftar tahun ini, maka berangkatnya baru 35 tahun lagi,’’ kata Direktur Pengelolaan Dana Haji Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah, Ramadlan Harisman, saat memberikan kuliah dalam acara ‘Pembekalan Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1437H/2016M’ di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (15/6) malam.
Jika Sulsel tercatat sebagai daerah yang terpanjang daftar tunggunya, maka Kabupaten Sanggau tercatat sebagai daerah dengan daftar tunggu terpendek. Kabupaten di Kalimantan Barat ini memiliki daftar tunggu sampai 5,83 tahun.
Ramadlan mengatakan jamaah haji yang terbang pada 2016 ini pun merupakan jamaah waiting list lima sampai tujuh tahun lalu. Sebanyak 37,11 persen jamaah haji tahun ini merupakan jamaah haji daftar tunggu tahun 2011.
‘’Jamaah daftar tunggu 2011 mendominasi jamaah haji tahun ini,’’ katanya.
Sementara, jamaah haji daftar tunggu 2010 mencapai 31,57 persen dari jamaah haji yang terbang tahun ini. Sebanyak 25 persen berasal jamaah haji daftar tunggu 2010.
Ramadlan mengakui panjangnya daftar tunggu jamaah haji ini tidak terlepas dari pengurangan kuota jamaah haji Indonesia. Adanya renovasi perluasan Masjidil Haram memaksa pemerintah Arab Saudi harus mengurangi 20 persen kuota haji dari masing-masing negara termasuk Indonesia.
Pada musim haji 2016, Indonesia sebetulnya mendapat jatah kuota 211.000 jiwa. Tapi, jumlahnya dipotong 20 persen menjadi 168.800 jamaah. Rinciannya adalah 155.200 jamaah haji regular dan 13.600 jamaah haji khusus. Sisanya adalah petugas haji Indonesia yang berjumlah 3.250 orang.