Senin 01 Aug 2016 19:07 WIB

Di Mana Letak Maqam Ibrahim AS Sebelum Dipindahkan?

Rep: Qomarria Rostanti/ Red: Agung Sasongko
Maqam Ibrahim
Foto: madaniwallpaper.com
Maqam Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Maqam Ibrahim adalah batu yang digunakan Nabi Ibrahim AS untuk berpijak sewaktu beliau membangun Ka’bah. Beberapa keutamaan Maqam Ibrahim yakni dijadikan tempat shalat, yaqut dari surga, dan tempat dikabulkannya doa.

Seperti dikutip dari buku Ensiklopedia Peradaban Islam (Makkah) karya Syafii Antonio, pada mulanya maqam ini menempel di dinding Ka'bah sebagai tempat berpijak Nabi ibrahim AS dalam meninggikan Ka'bah. Kemudian di zaman Khalifah Umar bin Khattab, maqam ini digeser mundur untuk memperluas orang yang melakukan thawaf.

Sosok Umar sendiri merupakan orang yang mesti diikuti sebagaimana Hadits Nabi Muhammad SAW, "Ikutilah dua sahabat setelah aku wafat, Abu Bakar dan Umar." Tidak ada seorangpun dari kalangan sahabat yang mengingkari pemindahan maqam tersebut.

Kotak Maqam Ibrahim terus mengalami perubahan. Mulanya, Maqam Ibrahim diletakkan di sebuah bangunan lemari perak yang di atasnya dibuat peti berukuran 6x3 meter. Luas kotak tersebut 18 meter. Bangunan ini memenuhi ruang tempat thawaf dan mempersulit jamaah yang melakukan thawaf.

Atas kesepakatan Rabitah Al-Alam Al-Islami(Organisasi Liga Umat Islam Dunia) pada 1387 Hijriyah, diubahlah menjadi kotak kaca kristal yang diliputi dengan besi di atas batu marmer berukuran 180x130 centimeter = 2,34 meter. Kemudian oleh pihak pemerintah, kotak tersebut dilapisi emas. Di luarnya dilapisi kaca bening setebal 10 centimeter yang tahan terhadap panas dan antipecah.

Saat ini jarak antara Maqam Ibrahim dengan sudut Ka'bah, dan Hajar Aswad = 14,5 meter. Jarak dengan Rukun Yamani = 14 meter, jarak dengan sudut saluran air = 13,25 meter.

Warna Maqam Ibrahim menyerupai warna perunggu, agak kehitam-hitaman. Cetakan kaki Nabi Ibrahim terbuat dari besi. Adapun rumah kaca sengaja dibuat untuk menghindari kerusakan prasasti jejak kaki Sang Pembangun Ka’bah, Nabi Ibrahim AS. Sama halnya dengan Hajar Aswad, posisi Maqam Ibrahim yang menempel di Ka’bah memiliki keistimewaan. Jika Hajar Aswad mengandung sunah penghormatan dengan cara mencium atau mengusapnya, Maqam Ibrahim dihormati dengan melakukan shalat sunah di belakangnya.

Saat musim haji, tentu bukan perkara mudah untuk bisa shalat sunah tepat di belakang Maqam Ibrahim. Selain dijaga petugas, ada larangan terhadap jamaah agar tidak berdoa di depan Maqam Ibrahim.

Alasannya, berdoa di depan Maqam Ibrahim dikhawatirkan mengandung penyembahan dan penghormatan yang berlebihan pada prasasti tersebut. Tidak heran kalau petugas di sana selalu menghalau jamaah yang terlihat berdoa di depan Maqam Ibrahim. Petugas biasanya memberi peringatan jika Maqam Ibrahim hanya sebatas untuk dilihat, bukan untuk disembah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement