Ahad 07 Aug 2016 16:36 WIB

Pemerintah Diminta Optimalkan Waktu Tunggu di Asrama Haji

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nur Aini
 Sejumlah calon jamaah haji mengikuti pelatihan manasik haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ahad (31/7). (foto : MgROL_76)
Sejumlah calon jamaah haji mengikuti pelatihan manasik haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ahad (31/7). (foto : MgROL_76)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Rabithah Haji Indonesia Ade Marfuddin meminta pemerintah untuk mengoptimalkan pemanfaatan waktu tunggu di asrama haji untuk memantapkan pengetahuan para calon jamaah.

Selama ini, menurut Ade, jamaah hanya melakukan hal-hal yang bersifat administratif seperti pengecekan kesehatan terakhir, dan pembahagian dokumen. "Adapun manasik setelah subuh itu hanya sekadar formalitas namun tidak menyentuh ruh-nya ibadah haji," ujar Ase kepada Republika.co.id, Ahad (7/8).

Ade mengatakan, prioritas utama bukanlah membenahi fasilitas fisik asrama karena asrama hanya sebagai tempat transit sebelum keberangkatan. Pemerintah justru perlu menekankan agar waktu tunggu di asrama tidak hanya sekadar untuk urusan administrasi tetapi bisa diisi dengan bidang kesehatan dan kemanasikan.

Sebelum berangkat, Ade menjelaskan, jamaah dapat diberikan pemahaman tentang ibadah haji dengan baik. "Jangan sampai melangkah keluar dari asrama haji masih kurang pengetahuannya," kata Ade.

Pemerintah, menurut Ade, harus bisa menjadikan asrama haji sebagai karantina terakhir untuk pembinaan terhadap jamaah agar dapat menjalankan prosesi ibadah dengan baik dengan cara menyediakan pembimbing ibadah yang khusus untuk berbicara mengenai esensi ibadah. Sehingga, jamaah dapat memahami ruh ibadah haji dan jamaah yang belum memahami tata cara beribadah dapat melengkapi pengetahuannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement