Rabu 10 Aug 2016 13:46 WIB

Toleran dan Kebangsaan Jadi Nilai Utama Universitas NU

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Achmad Syalaby
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (kanan) berbincang dengan Ketua PBNU Maksum sebelum dimulainya acara Pembacaan Pesan Moral Kebangsaan dan Catatan Akhir Tahun, bertajuk “Anak Ayam Tak Boleh Kehilangan Induknya” di Jakarta, Rabu (23/12).
Foto: Republika/Darmawan
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (kanan) berbincang dengan Ketua PBNU Maksum sebelum dimulainya acara Pembacaan Pesan Moral Kebangsaan dan Catatan Akhir Tahun, bertajuk “Anak Ayam Tak Boleh Kehilangan Induknya” di Jakarta, Rabu (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peletakan batu pertama pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) resmi dilakukan di Jakarta,  Rabu (10/8). Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Prof Maksum Machfoedz mengatakan pembentukan karakter mahasiswa merupakan salah satu peran penting yang diemban UNU.

Karena itu, ia menekankan toleransi dan berkebangsaan akan menjadi nilai utama, yang akan ditanamkan kepada masing-masing mahasiswa UNU."Karakter toleran dan nasionalisme sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat," kata Maksum kepada Republika.co.id, Rabu (10/8).

Maksum menjelaskan, UNU memiliki program pascasarjana Islam Nusantara, yang memang dimaksudkan menanamkan pentingnya karakter toleran dan nasionalisme. Ia menerangkan, program itu bertujuan memberikan penekanan kebangsaan lewat jalur-jalur Islam, ke dalam karakter setiap mahasiswa.

Ia melihat, cukup banyak perguruan tinggi di Indonesia yang kesulitan membangun karakter mahasiswa, terlebih mahasiswa berada di usia muda yang tengah membara. Menurut Maksum, tidak sedikit mahasiswa-mahasiswa yang justru anti pati kepada bangsa, anti Pancasila dan anti bendera pusaka merah-putih.

Padahal, ia merasa nilai-nilai toleransi dan nasionalisme merupakan komponen-komponen yang paling penting, untuk menjaga kerukunan bangsa Indonesia. Maka itu, Maksum menegaskan karakter toleransi dan nasionalisme harus ada di setiap diri mahasiswa, agar kecerdasan yang dimiliki mampu menjaga kerukunan bangsa Indonesia.

"Anak bangsa itu yang akan menjaga persatuan, jangan sampe pinter keblinger," ujar Maksum.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement