REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Ribuan jamaah calon haji dari berbagai negara mulai memadati Masjidil Haram, Makkah, Jumat (12/8). Jumlahnya diperkirakan akan semakin bertambah ketika masuk puncak haji yang diperkirakan jatuh pada awal September.
Dari pantauan di lapangan, jamaah ada yang berasal dari Bangladesh dan Pakistan. Itu terlihat dari gambar bendera negaranya yang terdapat pada syal dan tas kecil bawaan mereka. Seorang jamaah asal Bangladesh, Muhammad Lail mengaku sudah tiga hari berada di Makkah.
Jamaah asal negara lainnya terlihat dari ciri khas wajah mereka. Ada jamaah dari Turki, India dan Eropa Timur.
Padatnya jamaah membuat jamaah shalat Jumat meluber hingga ke halaman luar Masjidil Haram. Tapi Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Ali Nurokhim mengatakan jumlah tersebut belum seberapa.
"Jumlahnya lebih banyak lagi ketika memasuki puncak haji. Jamaah sampai meluber ke jalan-jalan sekitar beberapa kilometer dari halaman luar Masjidil Haram,’’ katanya.
Beberapa jamaah asal berbagai negara itu memilih langsung ke Makkah sambil menunggu waktunya puncak haji tiba. Ini berbeda dengan jamaah Indonesia yang lebih memilih pergi ke Madinah untuk melaksanakan shalat Arbain sebelum bergerak ke Makkah untuk melakukan ibadah haji.
Kepadatan Masjidil Haram dipastikan akan semakin bertambah dengan kehadiran jamaah Indonesia yang baru akan datang pada 18 Agustus. Tercatat hingga Jumat (12/8) pukul 16.00 WAS, ada sebanyak 20.033 jamaah Indonesia yang sudah tiba.
Jamaah haji Indonesia diberangkatkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama yang berjumlah sekitar 78 ribu orang diterbangkan pada 9-21 Agustus dengan tujuan Madinah. Sementara, gelombang kedua menuju Jeddah dengan periode pemberangkatan dari 22 Agustus sampai 4 September.
Indonesia tahun ini memiliki kuota haji sebanyak 168.800 yang terdiri atas 155.200 kuota haji regular dan 13.600 kuota haji khusus. Tapi, kuota haji Indonesia sebenarnya berjumlah sebanyak 211.000 orang. Pada pertengahan 2013, pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan pengurangan kuota haji sebanyak 20 persen bagi negara-negara asal jamaah termasuk Indonesia.