REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon jamaah haji (Calhaj) banyak yang ditunda keberangkatannya karena kesehatan saat sudah di embarkasi. Meskipun sebelumnya, sudah dilakukan pengecekan penyakit baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Muchtarudin Mansyur mengatakan, banyak faktor yang membuat Calhaj tidak bisa diberangkatkan meskipun sudah di embarkasi. Muchtarudin menyatakan bukan persoalan diloloskan atau tidak ketika pengecekan masih di Kabupaten.
"Kita tahu bahwa pembinaan kesehatan membutuhkan yang lama, tidak bisa seminggu dua minggu," ujar Muchtarudin kepada republika.co.id, Selasa (16/8).
Menurut Muchtarudin, masyarakat mengabaikan pembinaan yang diberikan tim kesehatan. Masyarakat tidak peduli dengan alasan mereka belum mengetahui secara pasti kapan akan diberangkatkan.
Kondisi yang terjadi di masyarakat tersebut, Muchtaruddin mengakui menjadi kendala tim kesehatan dalam melakukan pembinaan kesehatan. Tim kesehatan tidak dapat berbuat banyak ketika kemauan masyarakat seperti itu.
"Jadi partisipasi masyarakat masih diperlukan," katanya.
Muchtarudin menegaskan, tim kesehatan tidak akan memberikan kelonggaran terkait aturan kesehatan Calhaj. Muchtarudin juga mengaku bukan tanggung jawab tim kesehatan untuk memanggil Calhaj masuk asrama.
Kemenkes, lanjutnya, sudah memberikan rekomendasi sebelum Calhaj masuk asrama. Namun, Muchtarudin memperkirakan rekomendasi tersebut tidak dibaca sehingga langsung dipanggil karena waktu yang singkat.
"Bukan salah tidak salah, tapi semua rentetan harus ada sinergi antara masyarakat dan pemerintah," Muchtarudin menuturkan.
Dalam hal kesehatan, tidak akan memperdulikan kapan Calhaj akan diberangkatkan. Tim kesehatan akan melakukan pembinaan apabila Calhaj secara rutin melaporkan ke petugas kesehatan.
Sebelumnya, anggota Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Syamsul Maarif menyebut bakal ada satu persen kursi Calhaj yang kosong dari jumlah keseluruhan Calhaj Indonesia. Jumlah tersebut akibat ditundanya beberapa Calhaj pada detik akhir keberangkatan.
Menurut Syamsul hal tersebut merugikan Calhaj jika akhirnya gagal diberangkatkan. Karena itu, Syamsul meminta supaya Kemenag tetap memberangkat mereka yang tertunda atau dengan mencarikan solusi lain. Rahmat Fajar