REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Pimpinan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arafah, Nurul Huda, mengaku pasrah dan menerima sanksi apa pun terkait permasalahan yang terjadi akibat gagalnya keberangkatan 14 calon haji melalui Filipina.
"Saya ridho dan ikhlas apa pun sanksinya yang diberikan untuk KBIH ini, termasuk pencabutan izin," ungkap Nurul Huda ketika ditemui di kantor sekaligus kediamannya di Jalan Dr Sutomo, Sumbergedang, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (25/8).
KBIH Arafah merupakan satu di antara sejumlah biro perjalanan haji yang menjadi pihak pemberangkatan calon jamaah haji asal Jawa Timur, namun tertahan di Filipina karena paspornya bermasalah.
Gus Huda, sapaan akrabnya, juga meminta maaf karena permasalahan yang terjadi ini dan mengaku tidak memiliki niat untuk menipu para calon jamaah haji karena juga dijanjikan rekannya kemudahan pemberangkatan.
Terlebih, lanjut dia, saat ini istrinya yang bernama Nurul Mahmudah, juga menjadi satu dari 14 korban calon haji asal Jatim dan sekarang masih berurusan dengan imigrasi Filipina. "Saya tidak akan pernah berhenti meminta maaf kepada keluarga dan masyarakat. Saya tidak memiliki maksud tertentu," ucapnya.
Nurul Huda mengaku mendapat jalan dari rekannya bernama Andi asal Jambi, yang memiliki biro perjalanan di Jakarta, serta seorang syekh di Filipina. "Tadi malam Andi masih bisa saya telepon, tapi sekarang sudah tidak aktif ponselnya," katanya sembari mencoba menghubungi Andi, namun tidak bisa.
Pada kesempatan sama, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Bupati Pasuruan M. Irsyad Yusuf bersama sejumlah keluarga korban mendatangi kantor KBIH Arafah.
Salah seorang keluarga korban, Saiful Anam, bahkan sempat melabrak Gus Huda karena keterlambatannya memberikan informasi kepada keluarga sehingga tidak bisa tenang mendengar kabar gagalnya keberangkatan ke Tanah Suci.
"Gus Huda, saya menghormati Anda sebagai Gus dan tanpa meminta maaf sudah saya maafkan. Tapi saya menyesalkan kenapa kami tidak diberitahu sejak awal, bahkan tahunya dari televisi. Saya melihat ibu ditahan di Imigrasi Filipina dan saya menangis," ungkap Saiful Anam.
Dari sebanyak 177 calon jamaah haji Indonesia yang bermasalah di Filipina, terdapat 14 calon jamaah haji asal Jawa Timur yang gagal berangkat, masing-masing 12 asal Pasuruan dan dua orang lainnya asal Sidoarjo.