Jumat 26 Aug 2016 17:35 WIB

Jumlah Tenaga Dokter Haji Belum Maksimal

Untuk memudahkan petugas dalam memantau kondisi kesehatan calon jamaah haji yang memiliki risiko tinggi (Risti).  Pemerintah memberikan penanda gelang berwarna merah pada setiap calon jamaah haji yang memiliki risiko terserang penyakit.
Foto: Republika/ Amin Madani
Untuk memudahkan petugas dalam memantau kondisi kesehatan calon jamaah haji yang memiliki risiko tinggi (Risti). Pemerintah memberikan penanda gelang berwarna merah pada setiap calon jamaah haji yang memiliki risiko terserang penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI —-  Anggota Komisi IX DPR menyatakan jumlah tenaga dokter untuk pelayanan kesehatan jamaah haji Indonesia belum ideal. Dia menganggap masih perlu penambahan agar lebih maksimal.

"Jumlah tenaga dokter pelayanan haji tahun ini, sekitar 384 orang, sedangkan kuota haji Indonesia tahun ini, mencapai 168 ribu anggota jamaah, sehingga nilai masih sedikit jika dibandingkan jumlah jamaah," kata anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay, disela kunjungan kerja bersama rombongan anggota Komisi IX DPR RI di asrama haji Donohudan Boyolali, Jumat.

Menurut Saleh, pihaknya menilai idealnya tenaga dokter yang melayani kesehatan haji Indonesia perbandingannya satu dibanding 90 anggota jamaah. Dengan demikian, pelayanan kesehatan terhadap jamaah bisa maksimal."Kami bisa melihat setiap kelompok terbang sebanyak 360 jamaah ada petugas pendamping tenaga dokter satu orang dan perawat juga satu orang," kata Saleh.

Saleh mengatakan jumlah tim medis untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, sekitar 3.000 orang yang terdiri dokter dan perawat kloter dan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Arab Saudi. Menurut dia, untuk mendapatkan tambahan tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat ke depan diperlukan cara melobi atau diplomasi dengan Pemerintah Arab Saudi.

Rombongan anggota Komisi IX DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IX, Pius Lustrilanang tersebut melakukan pemeriksaan ke tempat pelayanan kesehatan di Poliklinik Embarkasi Surakarta Donohudan Boyolali. Rombongan Komisi IX juga sempat melakukan dialog dengan jamaah calon haji yang sedang menjalani perawatan di Poliklinik, sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci.

Saleh menambahkan pelayanan kesehatan terhadap jamaah calon haji di Embarkasi Surakarta sudah masuk kriteria. Artinya, Poliklinik asrama haji ini, hanya pemeriksaan observasi dengan penanganan oleh tim medis dengan baik.

Tim medis di asrama tersebut, kata Saleh, jika dalam pemeriksaan jamaah menemukan ada yang sakit langsung ditangani di Poliklinik, dan kemudian perlu perawatan dirujuk ke rumah sakit.

"Jadi antara Poliklinik asrama haji dengan RS daerah sudah berjalan bagus.Artinya sudah ada koordinasi antara poliklinik dengan RS, dan mereka juga bisa membaca jumlah jamaah sakit dan dirujuk melalui layar monitor ini," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement