REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH —- Daerah Kerja Makkah, Arab Saudi, menempatkan petugas kesehatan dan ambulans di terminal bus shalawat Syib Amir. Adanya petugas diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan jumlah jamaah haji yang lalu lalang melalui terminal itu untuk menuju Masjidil Haram.
"Nampak dari hari ke hari jumlah jamaah yang ke Syib Amir makin bertambah sehingga ada keperluan untuk menempatkan petugas kesehatan dan ambulans," kata Kepala Daerah Kerja Mekkah Arsyad Hidayat di kantornya, Sabtu (28/9) sore.
Keputusan itu diambil setelah pada Jumat (26/8), puluhan jamaah haji lanjut usia tersesat di Syib Amir. Banyak di antaranya yang lupa menaruh sandalnya sehingga kakinya terluka saat berjalan dari Pintu Marwa menuju terminal Syib Amir.
Beberapa jamaah lanjut usia yang bertahan di Masjidil Haram sejak pagi juga tampak lemas karena belum makan siang sehingga potensi munculnya penyakit bawaan menjadi meningkat. Ia mengatakan untuk sementara tenaga kesehatan akan ditempatkan pada waktu-waktu krusial yaitu setelah shalat Zuhur atau sekitar pukul 13.00 waktu Arab Saudi dan setelah shalat Isya atau sekitar pukul 19.30 waktu Arab Saudi.
Sementara Penghubung Kesehatan Daerah Kerja Mekah dr. Ramon Andrias mengatakan, personel kesehatan yang bertugas pada masing-masing shift berjumlah dua orang. Mereka dilengkapi dengan obat-obat pertolongan pertama, sandal dan makanan seperti roti.
"Pengalaman kemarin ada beberapa jamaah yang pingsan karena kelelahan saat meninggalkan Masjidil Haram. Banyak juga karena lapar sebab terlalu lama berada di masjid sehingga belum makan," kata dia.
Pemilihan terminal Syib Amir sebagai lokasi petugas kesehatan, kata Ramon, karena di dua terminal yang lain, Bab Ali dan Jiad, tidak terdapat lokasi yang memadai untuk kantor sementara.
"Tapi Bab Ali lokasinya dekat dengan Syib Amir sehingga dapat dengan mudah dibawa ke Syib Amir jika ada jamaah mengalami masalah sementara itu terminal Jiad lokasinya dekat dengan Sektor Khusus sehingga dapat dibawa ke Sektor Khusus," katanya.
Selain petugas kesehatan, tambah Ramon, tim kesehatan juga didampingi oleh sopir ambulans yang berasal dari tenaga musiman yang dapat berbahasa Arab untuk memudahkan komunikasi dengan para aparat Arab Saudi."Karena jalan di sekitar Masjidil Haram itu setiap menjelang dan sesudah waktu shalat selalu ditutup. Jangan sampai nanti begitu ambulans misalnya mengevakuasi jamaah ke Sektor Tujuh lalu tidak bisa masuk lagi," katanya.