REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pimpinan Tim Pengawas Pelaksanaan Ibadah Haji DPR, Sodik Mudjahid, bersama rombongan melakukan kunjungan ke Arab Saudi terkait pengawasan pelayanan jamaah haji Indonesia. Dalam pengawasannya sejauh ini, Tim Pengawas mendapatkan beberapa penemuan.
“Pertama, kami ingin menyikapi kesiapan ibadah dari para jamaah,’’ kata Sodik ketika ditemui usai menggelar pertemuan di Daker Makkah, Sysiah, Arab Saudi, Sabtu (27/8).
Dari wawancara dengan jamaah, kata Sodik, ada beberapa jamaah yang masih memiliki kekurangan dalam kesiapan haji mereka. Jika pembimbingnya bagus, maka hal tersebut tidak masalah.
“Tapi jika pembimbingnya bermasalah, itu tentu akan menjadi masalah jika jamaah sendiri tidak memiliki pengetahuan yang mantap tentang ibadah itu,’’ katanya. ‘’Kami minta Kemenag agar jatah 10 kali manasik itu dilakukan sebaik-baiknya.’’
Kedua, Tim Pengawas menyoroti soal katering. Sodik mengatakan masih ada anggota jamaah yang mengeluhkan keterlambatan katering. Ada juga yang mengeluhkan tentang kualitas kateringnya. ‘’Ada beberapa jamaah yang katanya menerima makanan masih mentah,’’ kata Sodik.
Ketiga, ada penemuan menarik tentang jamaah yang dirawat di rumah sakit. Sodik mengatakan ada cukup banyak jamaah yang mengalami kaki terkelupas karena berjalan dari masjid ke maktabnya tanpa memakai alas kaki. “Karena jamaah tidak tahu apa yang mesti dilakukan ketika sandalnya hilang,’’ katanya. "Hal-hal ini yang kami dorong agar masuk dalam manasik. Manasik tidak sekadar ibadah, tapi segala sesuatunya.’’
Keempat terkait adanya bus salawat yang tidak disertai identitas lengkap. Tentu bagi jamaah ini agak membingungkan. Meski ditemukan beberapa kekurangan, Sodik menilai pelayanan haji tahun ini mengalami peningkatan. "Walau secara umum ditemukan peningkatan dalam sarana dan prasarana, Kemenag diharapkan jangan cepat puas. Kemenag harus langsung evaluasi terhadap kekurangan yang ditemukan dari hari ke hari,’’ katanya.