Selasa 30 Aug 2016 06:26 WIB

Usai Larangan Dua Tahun, Muslim Guinea Akhirnya Bisa Ibadah Haji Lagi

Rep: wahyusuryana/ Red: Damanhuri Zuhri
Muslimah di Guinea.
Foto: blogspot.com
Muslimah di Guinea.

REPUBLIKA.CO.ID, CONAKRY -- Umat Islam tampak berdesakan di luar Islamic Centre di COnakry. Mereka merupakan calon jamaah haji yang berasal dari seluruh penjuru Guinea, dan hendak mendaftar untuk menunaikan ibadah haji September nanti.

Dilansir dari Economist, Selasa (30/8), terdapat 7.200 tempat yang telah diberikan pemerintah Arab Saudi, untuk umat Islam Guinea melaksanakan ibadah haji tahun ini. Ini baru bisa terjadi setelah selama dua tahun, umat Islam Guinea dilarang mengambil bagian dalam ibadah haji karena virus Ebola.

Pemerintah Arab Saudi baru saja mencabut larangan tersebut Juni lalu, sehingga Guinea memiliki sedikit waktu untuk persiapan. "Beberapa dari mereka yang mengajukan diri tidak dapat membaca atau menulis, dan saat datang mereka tidak membawa dokumen lengkap," kata Oumar Diallo, seorang wartawan lokal.

Islamic Centre di Conakry dibanjiri pelamar yang tidak sabar, serta memenuhi setiap kursi dan inci ruangan terutama kantor paspor. Bahkan, mereka rela menunggu berhari-hari sampai dokumen pengajuan mereka dilihat, mengingat petugas yang kewalahan melakukan pengecekan terhadap banyaknya dokumen.

Dengan rata-rata pendapatan per kapita 1.80 dolar per hari, umat Islam Guinea harus merogoh kocek sebesar 4.470 dolar untuk setiap paket haji, mencakup penerbangan, hotel, makanan, vaksin dan visa. Hal ini menjadi semakin sulit setelah wabah virus Ebola, merusak sebagian besar mata pencarian banyak orang.

Salah seorang calon jamaah haji yang mengajukan lamaran, Mariama Conte, mengaku telah berencana untuk pergi haji sejak memulai bisnis pakaian pada 1984.

Ia mengungkapkan sulitnya menabung sedikit demi sedikit, terutama saat virus Ebola melanda Guinea ia kerap tidak menghasilkan uang sepeserpun karena gagal menjual apa-apa. "Tahun ini Allah memanggil saya ke Makkah," ungkap COnte bahagia.

Guinea menduduki peringkat bawah indeks pembangunan manusia versi PBB, dengan angka 182 dari 188 akibat korupsi, kemiskinan dan penyakit endemik. Meski begitu, harapan kembali hadir kepada umat Islam di Guinea, untuk mereka dapat kembali melaksanakan ibadah haji yang telah diidam-idamkan.

"Ini tidak mudah, tapi berkat karunia Allah kita akan mengatasi segala kesulitan," kata Wakil Menteri Urusan Agama Guiena, Karamo Diawara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement