REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Tim Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1437H/2016M melakukan pantauan lapangan ke Arafah-Muzdalifah-Mina pada Senin (30/8) guna mempersiapkan pelayanan jamaah selama proses Armina. Dari hasil kunjungan lapangan, tim menemukan banyaknya nyamuk yang bisa menimbulkan potensi kerawanan.
"Pada pagi hari (Senin, 30/8), kami sudah lihat kira-kira posisi jamaah kita berada di mana dan lain sebagainya," kata Dirjen Kesehatan Masyarakat, Anung Sugiantono, ditemui di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah, Khalidiyah, Makkah, Selasa (30/8).
Dia mengatakan, pada kesempatan itu, pihaknya melihat ada beberpa hal yang perlu kami dikomiunikasikan dengan pemerintah Arab Saudi. "Salah satunya nyamuk di Arafah banyak banget kemarin. Hal ini perlu diantisipasi," katanya.
Anung mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang berkunjung ke KKHI Daker Makkah. Dalam pertemuan tersebut, KKHI menyampaikan temuannya tentang nyamuk tersebut dan Kemenkes Arab Saudi berjanji melakukan upaya perbaikan sanitasi terkait ditemukannya banyak nyamuk di padang Arafah.
Pemerintah Arab Saudi berencana melakukan fogging untuk pemberantasan nyamuk Arafah. Mereka akan melakukannya setelah seluruh tenda di Arafah terpasang semuanya.
"Perbaikan sanitasi ini diharapkan bisa mengurangi risiko yang terjadi di lapangan. Saya percaya ini sebenarnya bagian yang biasa dilakukan pemerintah Arab Saudi, tapi kita memang perlu mengkomunikasikan hal-hal semacam ini untuk perbaikan-perbaikan pelayanan pada masa datang," katanya.
Faktor-faktor lingkungan seperti keberadaan nyamuk tersebut patut diwaspadai. Apalagi, WHO telah mengingatkan penyakit zika yang ditularkan oleh nyamuk itu merupakan penyakit yang perlu diwaspadai selain Mers-Cov.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Muchtaruddin Mansur, menilai keberadaan nyamuk-nyamuk di Padang Arafah yang mampu hidup dalam suhu di atas 35 derajat celcius ini memang perlu diwaspadai. Nyamuk sebagai vektornya akan bertemu jutaan manusia yang kemungkinan salah satunya sebagai pembawa atau sumber virus zika. "Ada sumber dan ada vektornya," katanya.