Ahad 04 Sep 2016 17:47 WIB

Korban Paspor Palsu Calon Jamaah Haji tak Tahu Berpaspor Filipina

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Damanhuri Zuhri
Jamaah haji asal Indonesia berada di KBRI Manila, Jumat dini hari (26/8)
Foto: Dok Kemenlu
Jamaah haji asal Indonesia berada di KBRI Manila, Jumat dini hari (26/8)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sebanyak 168 dari 177 calon jamaah haji dengan paspor palsu dari Filipina dipulangkan ke Indonesia hari ini, Ahad (4/9). Sementara sembilan lainnya masih ditahan karena dijadikan sebagai saksi untuk memberikan keterangan kepada aparat setempat.

Anton Kapriatna (29 tahun) salah satu calon jamaah haji yang tidak ikut pulang pada hari ini mengaku harus tetap tinggal di Filipina sementara waktu agar 168 calon jamaah haji lainnya bisa dipulangkan ke Indonesia.

"Iya, salah satunya karena yang lain tidak bisa berbahasa Inggris," ungkap Anton melalui video call BBM dengan anaknya, di terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Ahad (4/9).

Anton menjelaskan, dia tidak berkenan untuk tinggal sementara waktu sebagai saksi maka calon jamaah lain pun juga tidak bisa dipulangkan. Wahyu (32 tahun), kakak kandung Anton mengaku calon jamaah lain rata-rata sudah lanjut usia, sehingga Anton yang dipilih untuk menjadi saksi di sana.

"Dia bukan ketua rombongan, hanya jamaah biasa. Jadi awalnya keberatan juga karena harus tinggal untuk menjadi saksi," katanya.

Menurut Wahyu, Anton akan tinggal di Filipina sebagai saksi kurang lenih sebulan sejak pemulangan, atau hari ini, Jumat (4/9). Anton dan istrinya, Evi Yulianti mendaftarkan haji tiga bulan lalu sebagai jamaah haji khusus, atau dari ONH Plus.

Wahyu menyebutkan Anton mengeluarkan dana sekitar Rp 140 juta untuk mendaftarkan haji tersebut. Anton yang merupakan seorang wirausaha itu membayarkannya dengan tunai kepada travel. Sementara waktu keberangkatan baru dikabarkan sepekan setelah pelunasan.

Menurut Wahyu, Anton maupun keluarga tidak mengetahui menggunakan paspor Filipina. Setelah berangkat, baru diketahui mereka harus menuju ke Filipina terlebih dahulu untuk mengurus visa.

Wahyu mengaku, pada saat mengantar Anton dan Evi ke Bandara Soetta dia tidak menemui pihak travel yang menjemput para calon jamaah haji itu. Tidak hanya Anton dan Evi, ada beberapa calon jamaah haji yang berangkat melalui Bandara Soetta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement