REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Lima hari menjelang puncak ibadah haji wukuf di Padang Arafah, sejumlah perusahaan katering mulai mengangkut bahan makanan dan peralatan ke Arafah.
Pantauan Antara, Selasa malam waktu Arab Saudi, sejumlah dapur nonpermanen berbahan fiber mulai didirikan di bagian terluar setiap kapling pemondokan.
Di dapur-dapur itu terlihat sejumlah peralatan memasak seperti panci-panci berdiameter satu meter dan penanak nasi. Instalasi air juga tampak mulai dipasang.
Di bagian luar dapur terdapat tumpukan kayu bakar untuk memasak. Khusus di Arafah, Pemerintah Arab Saudi memang tidak mengizinkan memasak mengenakan alat selain kayu bakar.
Suhu tinggi di lokasi tersebut dikhawatirkan dapat memicu kebakaran dengan mudah. Menurut penjelasan Muassasah dengan menggunakan kayu maka diharapkan apabila terjadi kebakaran dapat dengan mudah dilokalisir.
Sementara itu untuk mendatangkan makanan dari luar juga tidak memungkinkan karena kepadatan lalu lintas yang luar biasa saat puncak haji. Oleh karena itu perusahaan katering membangun dapur-dapur nonpermanen.
Selain alat memasak, Pemerintah Arab Saudi juga tidak mengizinkan penggunaan air selain air kemasan selama di Arafah untuk menjaga higienitasnya demi kesehatan jamaah.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia meminta Muassasah menyediakan es batu agar jamaah dapat mendinginkan air mineral kemasan mereka.
Sementara itu truk-truk pengangkut baham makanan mulai berdatangan di Arafah untuk mengisi gudang-gudang makanan. Tampak tumpukan beras Thailand, minyak goreng dan minuman kemasan di dalam salah satu tenda yang difungsikan sebagai gudang.
Beberapa tenda di Arafah belum selesai didirikan. Namun Muassasah menjanjikan semua akan siap pada Rabu (7/9). Di setiap lokasi jamaah Indonesia akan dikelompokkan menurut maktab atau pengelola pemondokan. Total terdapat 52 maktab dengan masing-masing maktab bertanggung jawab pada sekitar 3.000 jamaah.
Separuh dari jamaah itu akan dilayani 18 perusahaan katering yang dikontrak Pemerintah Indonesia sedangkan sisanya oleh perusahaan katering yang ditunjuk Muassasah. Perusahaan katering yang dikontrak pemerintah diwajibkan menyajikan menu Indonesia bagi jamaah.
Selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina seluruh jamaah akan memperoleh 15 kali makan dan satu kali makanan ringan. Jamaah Indonesia akan diberangkatkan ke Arafah secara bertahap pada 10 September dan melakukan wukuf hingga 11 September tengah hari.