Ahad 11 Sep 2016 08:49 WIB

Menjadi Miliaran Kunang-Kunang yang Bermandi Cahaya Illahi di Arafah

 Ribuan umat Islam menyemuti Jabal Rahmah di Padang Arafah, Makkah, Senin (14/10).  (Republika/Yogi Ardhi)
Jamaah haji Indonesia sedang wukuf di Arafah

Daya getar dan pukauan prosesi wukuf itu terus terasa dan tersimpan dalam benak hingga pasca ibadah haji. Bahkan momentum seperti itu menjadi memori yang sangat sukar dilupakan oleh setiap pribadi jamaah haji.

Para orientalis barat, malah menyebut wukuf di Arafah sebagai rangkaian prosesi ibadah yang mutlak harus dilakukan oleh setiap jamaah haji sebagai ekspresi dari ‘nasionalisme Islam’. Ini karena, pada saat itulah setiap pribadi manusia benar-benar diposisikan sebagai mahluk yang berkedudukan sama di hadapan Alah Swt. Tak ada kaya atau miskin, tak ada hamba jelata atau raja, tak ada orang biasa atau cendekia. Semua memakai pakaian yang sama, yakni kain putih tak berjahit, tinggal di dalam tenda dan tempat yang sama, yakni di Padang Arafah.

Maka pada malam yang penuh cahaya itu, jamaah pun layaknya menjadi kunang-kunang putih yang menyambut pendar milyaran kerlip dan kerjap cahaya. Menyambut cahaya di atas cahaya milik Allah Swt.

“Allah adalah cahaya seluruh langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah tempat pelita yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu berada dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang penuh berkah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api (lantaran minyak itu sangat bening berkilau). Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (An Nur: 35).

Maka selamat menikmati cahaya kemuliaan itu wahai para jamaah haji yang kini di Arafah. Reguklah, arungi, dan pahami limpahan cahaya itu sebagai rahmat Allah yang maha mulia. Dan jangan kau dustai lagi nikmat Tuhan-Mu yang telah diberikan tersebut.

Labaik Allahumma Labaaik, labaaik Laa Syarika Laka Labaaik, Inal Hamda Wan Ni'mata Laka Wal Mulka, La Syarikalak....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement