REPUBLIKA.CO.ID, ARAFAH -- Sebanyak dua juta jamaah haji berkumpul menjadi satu di sebuah hamparan gurun. Berjarak 15 kilometer dari Makkah mereka melakukan ritual wajib berhaji, wukuf di Arafah.
Dilansir dari Arabnews, Senin (12/9) jamaah bak lautan putih bergerak dari Mina menuju Arafah sejak fajar di hari kedua dari lima hari ibadah haji. Pria dan wanita yang mengenakan pakaian ihram bergabung menyerukan kalimat talbiyah, Labbaik Allahumma Labbaik.
Mereka berdiri di gurun Arafah sambil berdoa sebelum matahari terbenam pada 9 Zulhijjah. Saat itu suhu udara di Arafah lebih dari 40 derajat Celcius, namun tak menyurutkan mereka untuk berdoa dan memlafazkan ayat-ayat Alquran.
Mereka meneteskan air mata di saat sampai di bukit Jabal Rahmah, saat Rasulullah menyampaikan khutbah terakhir kalinya 14 abad lalu. Jamaah haji asal Mesir Mahmoud Awny mengatakan perasaannya tak terlukiskan saat berada di Arafah.
"Seluruh muslim berharap mereka bisa berada disini hari ini. Syukur kepada Allah untuk mengizinkan saya berada disini," tutur dia. Jamaah haji asal Suriah Umm Fadi mengatakan telah memanjatkan doa selama wukuf agar Allah mengabulkan doanya untuk memberikan bantuan dan menyelesaikan krisis di Surah.
Setelah matahari terbenam, jamaah haji kembali menuju Muzdalifah untuk mabit dan mengumpulkan kerikil seukuran kacang untuk melempar jumrah Senin (12/9) di Mina.