Sabtu 24 Sep 2016 06:12 WIB

Jamaah Haji JKS-37 Doakan Korban Banjir Garut

Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Tommy Tamtomo/ca
Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Seorang jamaah haji dari Kelompok Terbang (Kloter) 37 Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS 37) berniat memanjatkan doa untuk warga Garut, Jawa Barat yang sedang dilanda bencana banjir banir di Raudlah, Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

   

"Saya akan berusaha ke Raudlah. Saya berangkat dari Indramayu tapi asli saya dari Garut. Sekarang Garut kena musibah. Insya Allah, saya akan mendoakan yang meninggal dunia korban musibah. Insya Allah akan mendoakan di Raudlah," ungkap Aep Saiful Rahmah, salah seorang jamaah haji Kloter 37 di Mekkah, penuh semangat.

   

Ditemui menjelang keberangkatannya ke Madinah, Aep didampingi istrinya, Syarifah, mengemukakan niat kuatnya tersebut mengingat untuk bisa berdoa di Raudlah atau salah satu sudut di Masjid Nabawi, dekat Makam Nabi Muhammad SAW, bukan hal yang mudah.

   

Hampir seluruh jamaah ingin memiliki kesempatan berdoa di tempat itu sehingga antrian di tempat yang ditandai dengan karpet berwarna hijau itu tak pernah putus karena dipercaya sebagai tempat mustajabah untuk berdoa.

   

Sementara itu banjir bandang yang terjadi di Garut pada awal pekan ini telah menewaskan puluhan orang. Selain ingin berdoa di Raudlah, Saiful dan Syarifah juga berniat untuk menyelesaikan prosesi Arbain atau shalat 40 waktu tanpa putus di Masjid Nabawi.

   

Sementara itu Tarmudi, jamaah rombongan satu JKS 37 mengaku kesempatan ke Madinah dan menjalankan ibadah di Masjid Nabawi adalah pengalaman yang tak akan dilupakannya.

Ia mengaku beruntung hanya perlu menunggu lima tahun untuk berhaji sementara tetangganya yang sama-sama mendaftar di tahun 2011 harus menunggu tujuh tahun. "Hanya beda bulan, saya daftar Maret dia akhir tahun. Kalau daftar tahun kemarin bahkan sudah 16 tahun," katanya.

Berangkat bersama istri dan ibu mertuanya, Tarudi mengapresiasi layanan haji tahun ini yang dinilainya memuaskan dan memudahkan jamaah haji. "Hotelnya bagus. Katering dan busnya juga nyaman. Lalu mau ke Masjidil Haram gampang ada bus 24 jam yang enak, tinggal kuat tidak saja badannya," ungkapnya penuh syukur.

Tarudi juga bersyukur, ibu mertuanya yang mengalami gangguan pernafasan memperoleh pelayanan yang baik. "Tadinya sempat bingung bagaimana wukufnya karena lima hari sebelum wukuf dirujuk ke klinik tapi Alhamdulillah ada fasilitas safari wukuf. Sudah diuruskan petugas."

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement