Rabu 28 Sep 2016 15:29 WIB

Kebun Kurma, Tujuan Wisata Favorit Jamaah Haji Indonesia

Kebun kurma di Madinah, Arab Saudi
Foto: ROL/Sadly Rachman
Kebun kurma di Madinah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Selain berziarah ke tempat bersejarah, kebun kurma menjadi salah satu tujuan wisata ziarah jamaah haji saat berada di kota Madinah, Arab Saudi. Buah kurma adalah salah satu oleh-oleh favorit jamaah haji dari tanah suci, dan  kota Madinah dikenal memiliki banyak perkebunan kurma dan termasuk salah satu kota produsen kurma terbesar di Arab Saudi.  

"Kami tertarik melihat beberapa macam kurma terutama kurma nabi, kami bersyukur bisa merasakan dan mencicipi betapa enaknya kurma nabi," kata salah seorang jamaah haji asal Embarkasi Batam dari Kloter BTH 15, saat ditemui di Madinah, Arab Saudi, seperti dilaporkan wartawan Republika, Amin Madani, Rabu (28/9).

Salah satu perkebunan yang ramai dikunjungi oleh jamaah haji Indonesia letaknya tidak jauh dari masjid Quba, namanya kebun kurma Abdurrahman.  "Kebun ini sudah lama, sudah ada berpuluh-puluh tahun," ujar salah seorang pegawai toko kurma asal Sukabumi yang sudah satu setengah tahun bekerja disana.

Kebun tersebut lebih pas bila disebut toko kurma, karena bangunan yang dominan di lokasi tersebut adalah bangunan tempat aneka macam kurma dijual. Sedangkan lokasi kebunnya sendiri berada di belakang dan samping kiri-kanan bangunan toko.

Berkunjung ke kebun kurma sejumlah jamaah haji berharap dapat langsung memetik buah kurma langsung dari pohonnya, namun saat tiba di lokasi mereka harus puas dengan hanya dapat menyaksikan kebun kurma saja.

"Saya kira bisa memetik langsung dari pohonnya, kalau ini sama saja dengan toko kurma," kata jamaah haji asal Jambi, sambil mencicipi buah kurma muda berwarna kuning atau yang dikenal dengan nama Rutab.

 

Namun banyak juga jamaah haji yang merasa senang bisa melihat kebun kurma dari dekat dan berswafoto di depan pohon kurma.  Kurma Ajwa atau kurma nabi yang berwarna hitam masih menjadi pilihan utama jamaah haji asal Indonesia, meski terbilang paling mahal harganya, yakni 70 Riyal per kilogram atau sekitar Rp 250 ribu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement