Kamis 27 Oct 2016 22:05 WIB

'Normalisasi Kuota Haji Indonesia Mudah-mudahan Terwujud'

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Damanhuri Zuhri
Sejumlah jamaah haji tengah memanjatkan doa dan dzikir saat wukuf di Arafah, Ahad (11/9). (Republika/ Amin Madani)
Foto: Republika/ Amin Madani
Sejumlah jamaah haji tengah memanjatkan doa dan dzikir saat wukuf di Arafah, Ahad (11/9). (Republika/ Amin Madani)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII Sodiq Mujahid, berharap, informasi mengenai normalisasi kuota haji Indonesia benar-benar terwujud seperti apa yang diucapkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin. Sebab, ia menyatakan, beberapa kali pernyataan kerajaan Arab Saudi mengenai tambahan kuota selalu tidak terbukti.

''Kita sambut gembira normalisasi jumlah quota ini. Karena akan sedikit mengurangi antrian dan percepatan 2 tahun sampai dengan 5 tahun,'' kata Sodiq, saat dihubungi, Kamis (27/10).

Idealnya, lanjut dia, jumlah adalah 80 persen kuota seperti beberapa tahun lalu. Sekarang, dengan normalisasi, kuota semua jemaah dari seluruh negara, maka fasilitas pemondokan di Mina akan menjadi sangat padat.

''Kemenag harus kuat, tegas dan keras meminta muasasah dan maktab agar tenda sesuai dengan jumlah jamaah untuk mondok secara layak dan manusiawi. Kalau sarana lain mereka sudah biasa sediakan sebelum pemotongan kuota,'' ucapnya.

Sebelumnya, kuota normal jamaah haji Indonesia sebanyak 211.000 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 194.000 kuota haji reguler dan 17.000 haji khusus. Karena kebijakan pemotongan kuota sebesar 20 persen untuk seluruh negara pengirim jemaah haji, sejak 2013 kuota jemaah haji Indonesia menjadi 168.800. 155.200 haji reguler dan 13.600 haji khusus.

Dengan akan selesainya perluasan Masjidil Haram di Makkah, menurut Sodiq Mujahid, ada informasi yang menyebutkan, kuota jamaah haji Indonesia akan kembali menjadi 211.000 pada musim haji yang akan datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement