Rabu 14 Dec 2016 17:15 WIB

Ditolaknya Ibadah karena Sebutir Kurma

Rep: mgrol86/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko
Kurma
Foto: Boldsky
Kurma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham ra berniat berziarah ke masjid Al-Aqsa di Palestina. Untuk bekal diperjalanan, dia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat Masjidil Haram.

Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat ada sebutir kurma yang tergeletak di dekat timbangan, dia menyangka kurma itu adalah bagian dari kurma yang dibelinya maka ia memungut dan memakannya. Setelah itu dia langsung berangkat menuju Masjid Al-Aqsa.

Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham tiba di Al-Aqsa. Seperti biasanya, ia memilih tempat beribadah di sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Di situ dia melaksanakan shalat dan berdoa dengan penuh khusyuk, tiba-tiba dia mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya.

“Itu Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan warak yang doanya selalu dikabulkan Allah." kata malaikat satu.

“Tetapi sekarang tidak lagi, doanya ditolak, karena empat bulan yang lalu dia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua didekat Masjidil Haram, ” kata malaikat yang kedua.

“Asstagfirullahal Adhzim!” seru Ibrahim beristighfar. 

Dia sangat terkejut, jadi selama empat bulan ini, ibadahnya, shalatnya, doanya, dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima Allah gara-gara sebutir kurma yang bukan haknya. Dia langsung berkemas dan berangkat lagi ke Makkah, untuk meminta kehalalan pedagang penjual kurma atas sebutir kurma yang telah ditelannya empat bulan lalu.

Begitu sampai di Makkah, dia menuju tempat penjual kurma itu, namun tidak dia temukan pedagang tua itu melainkan seorang pemuda yang sudah menggantikan tempatnya. “Empat bulan lalu aku membeli kurma disini dari seorang pedagang tua,” tutur Ibrahim kepada pemuda itu

“Kemanakah dia sekarang?”

“Dia sudah meninggal sebulan lalu, aku sekarang meneruskan pekerjaanya berdagang kurma,” jawab anak muda itu.

Inalilahi waina ilaihi raji’un. Kalau begitu kepada siapa aku meminta penghalalan?” lantas Ibrahim bin Adham menceritakan perisitwa yang dialaminya dan anak muda itu mendengarkan dengan penuh perhatian. Selanjutnya Ibrahim berkata “Engkau sebagai ahli waris orang tuamu itu, maukah engkau halalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur aku makan tanpa seizinnya?”

“Bagiku tidak masalah, Insha Allah aku halalkan”. Kata pemuda itu, “Tetapi entah dengan saudara-saudaraku yang jumlahnya sebelas orang. Aku tidak berani mengatasnamakan mereka mempunyai hak waris yang sama dengan ku."

“Di manakah alamat saudara-saudaramu? Biar kutemui mereka satu persatu,” kata Ibrahim.

Setelah meminta alamatnya masing-masing, Ibrahim bin Adham pergi menemui mereka satu per satu. Walau pun jarak mereka berjauhan, akhirnya selesai juga permohonan maaf Ibrahim. Semua setuju untuk menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan Ibrahim bin Adham.

Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah kembali berada di bawah kubah Sakhra. Tiba-tiba dia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap-cakap di antara mereka, “Itulah Ibrahim bin Adham yang dianya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain”.

Malaikat yang satunya menjawab “O.. tidak, sekarang doanya sudah makbul lagi. dia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain, sekarang dia sudah bebas.

Itulah kisah tertolaknya ibadah karena sesuatu yang bukan hak kita baik sengaja ataupun tidak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement