Selasa 27 Dec 2016 13:55 WIB

Kado Terindah Seorang Haji Menjadi Tamu Allah

Kabah
Foto: ROL/Sadly Rachman
Kabah

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak keberuntungan yang diterima setiap Muslim untuk setiap kebajikan ibadah yang dikerjakannya, dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Yakni, keberuntungan yang akan diperoleh di dunia dan juga akhirat. Ya, keberuntungan bagi orang yang shalat, berbuasa, bersedekah dan lain-lain. Demikian juga, janji-janji keberuntungan yang pasti dianugerahkan Allah SWT bagi seorang yang menunaikan ibadah haji.

Sungguh beruntung dan berbahagia bagi seorang haji, karena dia menjadi tamu Allah. Wajar bila kemudian, seorang yang sudah haji biasa juga disebut dhuyuufullah atau dhuyuufurrahman--tamu-tamu Allah atau tamu-tamu Ar Rahman.

Coba Anda banyangkan, bila Anda diundang oleh presiden untuk datang ke istana presiden, apalagi hendak dijamu dan diberi hadiah. Maka, Anda atau semua orang yang diundang itu merasa sangat beruntung dan berbahagia. Begitu juga seseorang yang mungkin sangat beruntung dan berbahagia meskipun hanya diundang oleh gubernur, wali kota atau bupati untuk datang ke kediamanya.

Pertanyaannya, maka bagiamana bila yang mengundang kita itu adalah Allah SWT agar datang ke 'rumah-Nya' (Baitullah), menghadiri 'jaumuan-Nya' dan mendapatkan berbagai hadiah dari-Nya? Sungguh sangat beruntung seseorang yang menjadi tamu Allah, sungguh sangat berbahagia seorang haji.

Allah SWt mengundang kita untuk menjadi tamu-Nya melalui Nabi Ibrahim as. "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya merkea akan datang kepadamu denan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh." (QS Al Hajj: 27).

Para tumu Allah itu, seperti ditulis Ustaz Muhammad Rusli Amin dalam bukunya 'Misteri Wukuf di Arafah', pasti diterima dan dijamu oleh Allah dengan berbagai jamuan 'spiritual' yang sangat istimewa, kepuasan dan kebahagiaan batin yang nilainya melebihi jumlah harta yang dikeluarga untuk biaya perejalanan memenuhi undangan Allah itu. Para tamu Allah itu akan menyaksikan dan memperoleh berbagai manfaat di dalam ibadah haji..."Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka..."(QS Al Hajj: 28).

Mereka (haji) akan menyantap berbagia hidangan pada 'jamuan Allah' berupa keberkahan yang berlimpah yang dilimpahkan di Baitullah ketika thawaf, pada saat sa'i, ketika mereguk kenikmatan air zamzam, kenikmatan ketika wukuf di Arafah, dan seterusnya.

Berjumpa Allah

Ketika diundang oleh Allah SWT untuk datang dan berkunjung ke 'rumah-Nya' (Baitullah), dan jika kita memenuhi undangan Allah itu, maka kita akan berjumpa dengan-Nya. Akan tetapi, perjumpaan dengan Allah SWT bukan secara lahir, bukanlah secara fisik, karena Allah adalah Khaliq dan manusia hanyalah makhluk. Dzat Allah tidak mungkin dilihat dan diketahui manuisa. Adalah suatu yang mustahil berjumpa Allah secara fisik, karena Allah tidak serupa dengan sesuatu apapun.

Maksud 'berjumpa Allah' adalah perjumpaan secara spiritual, secara ruhani. Karena memagn Allah harus selalu berada di hati orang beriman yagn percaya, mengingat, dan mencintai-Nya. Orang beriman selalu bersama Allah. Dan Allah lebih dekat kepada kita dari urat leher kita sendiri. Apalagi, ketika kita berada di Baitullah, ketika kita berada di negeri yang diberkahi-Nya (Makkah). Tentu, kehadiran Allah di dalam hati, secara ruhani, spiritual, akan lebih dirasakan seseorang beriman.

Labbaika Allahumma Labbaika--Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, dan Allah yang memanggil kita, yang mengundang kita begitu dekat, sangat dekat. Labbaika...Kita berseru, kita mempermaklumkan kedatangan kita, bukan kepada Dzat yang jauh, tetapi Dia yang berada sangat dengan dengan kita. Allah mengundang agar kita mengunjungi 'rumah-Nya', dan Dia akan menjumpai hamba-hamba yang mengunjungi-Nya. Perjumpaan secara spiritual, secara ruhani.

Wahai para haji! Jika engkau mengucap talbiah 'labbaika'...,maka sadarilah, rasakanlah, sesungguhnya engkau tidak menyeru kepada Dzat yang jauh, tetap Dia yang berada di hadapanmu, Dia yang sangat dekat kepadamu. Inilah perjumpaanmu dengan-Nya.

Berjumpa Allah berarti menyaksikan, merasakan, menjumpai 'khadiran Allah' pada berbagai tanda kebesaran dan keagungan Allah SWT yang terbentang di Tanah Suci.

Perhatikanlah Ka'bah Baitullah, betapa kebesaran dan keagungan Allah telah terlimpahkan kepadanya..."Allah SWT telah menginginkan untuk meletakan Bait Al Haram pada sebidang tanah yang sama sekali tidak ada kekuatan yang melindungin. Bahkan, sama sekelai tidak mempunyai sarana dan peralatan perang. Namun, Bait Al Haram tetap tegak berdiri sepertikalimat thayyibah, akarnya kokoh menghujam ke bumi dan cabangnya mengembang ke langit.

Sesungguhnya sejarah telah bercerita kepada kita tentang berbagai kerajaan, imperium yang pernah berdiri dan berkuasa, yang didukung oleh berbagai sarana yang melindungi. Tetapi kerajaan-kerajaan, imperium-imperium tersebut telah musnah. Sedangkan Baitullah tetap tegak dengan kokoh, lebih kuat melibihi semua imperium di muka bumi. Lebih agung dari semua kerajaan di timur maupun barat.

Ini karena, Baitu Al Haram adalah simbol kebenaran, dan kebenaran dapat melindungi dirinya sendiri, meskipun tidak ada satu makhluk pun yang mau melindunginya (Faiz Badr: Waqfah Amaamal Ka'bah).

Pasukan bergajah

Perhatikan apa yang telah diperbuat oleh Allah terhadap Abrahah dan pasukan bergajahnya ketika hendak menghancurkan Baitullah. "Allah membuat gajah dan pawangnya menjadi buta lalu duduk meminta makanan kepada orang-orang, (Diriwayatkan dari Aisyah di dalam Sirah Ibnu Hisyam). Diriwayatkan bahwa gajah yang paling besar dalam pasukan Abrahah ketika mendekati dataran tinggi Makkah, tiba-tiba tidak mau berjalan ke arah Makkah. Dan pada saat Abrahah mengalikan arah perjalanan gajah tersebut ke tempat lain, maka gajah itu berjalan." Dan akhirnya, Abrahah berserta pasukan bergajahnya yang hendak menghancurkan Ka'bah dihancurlantakkan oleh Allah seprti daun-daun yang dimakan ulat. Abrahah dan pasukannya telah hancur dan Ka'bah masih tegak dengan kokoh dan agung.

Ketika merunungi tentang kehancuran Abrahah dan pasukan bergajahnya, maka kita merasakan 'kehadiran Allah'. Allah hadir, yakni tampak dalam pertolongan dan perlindungan-Nya atas Baitullah. Allah SWT dalam firmannya yang artinya: "Apakah kemu tidak memperhatikan bagiamanan Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)." (QS Al Fiel: 1-5)

Para haji! Renungkanlah dan rasakanlah 'kehadiran Allah SWT' ketika mengabulkan doa Nabi Ibrahim as. Pengabulan doa yang membuat sebuah perubahan drastis, ekstrem dan menakjubkan telah terjadi. Sebelum itu, Makkah adalah lembah yang sangat tandus, kering, tidak ada tanaman dan buah-buahan.

Nabi Ibrahim as berdoa yang artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhny aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hari sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri reekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS Ibrahim: 37).

Allah SWT pun mengabulkan doa Nabi Ibrahim as, tidak peduli sesuatu yang dikehendaki Allah untuk tejradi itu sesuai dengan akal manusia atau tidak, karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Demikianlah Allah memunculkan air zamzam di tengah-tengah tanah tandus berbatuan.

Dr Muhammad Ilyas Abdul Ghani menulis 'Air zamzam adalah salah satu mata air dari surga dan merupakan hasil pertama yang Allah berikan terhadap doa yagn dipanjatkan Nabi Ibrahim. Air zamzam merupakan sebab dari pembangunan dan kehidupan di Makkah Al Mukarramah. Ia merupakan tanda-tanda kebesaran Allah di Tanah Haram, nikmat paling besar yang memberikan manfaat di Bait Al Haram dan air terbaik yang ada di seluruh muka bumi yang muncul di muka bumi dengan perantaraan Jibril As.

Perhatikan pula air zamzam tidak pernah kering sejak awal dimunculkan Allah di bumi, terus berlimpah, tidak pernah habis merskipun setiap musim haji tiba ia diambil berpuluh-puluh juta liter. Demikianlah, Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya.

Juga perhatikanlah buah-buhan di Tanah Suci. tentu kita tidak hanya mendapati kurma, tidak hanya anggur, akan tetap segala jenis buah-buahan bisa kita dapati. Mungkin banyakabuah-buahan itu yang tidak tumbuh di padang tandus Makkah dan sekitarnya, tapi buah-buahan itu memperoleh jalan ke Makkah melalui ibadah haji. Allah Maha Kuasa atas segela sesuatu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement