Selasa 03 Jan 2017 12:06 WIB

Cipika-Cipiki Terakhir dengan Pelopor Jurnalisme Haji dan Umrah

Pimpinan Al Fatih Kaafah Nusantara (AFKN), Ustaz Fadhlan Gharamatan (kiri) bersama wartawan Republika, Damanhuri Zuhri
Foto: ROL
Pimpinan Al Fatih Kaafah Nusantara (AFKN), Ustaz Fadhlan Gharamatan (kiri) bersama wartawan Republika, Damanhuri Zuhri

 Oleh: :Teguh Setiawan*/Faruq Effendi

=============

Suatu malam, sekitar dua bulan lalu, saya (Teguh Setiawan) berkunjung ke Republika. Di bawah tangga, saya dicegat H Damanhuri Zuhri, alias Kang Daman.

Seperti biasa, ia menyambut siapa pun dengan hangat, memeluk, cium pipi kiri, dan kanan, serta memperkenalkan ke dua wanita yang tidak saya kenal.

Seperti biasa pula, Kang Daman memuji-muji saya di depan kedua kawannya. Saya rikuh, dan beberapa kali membuang pandang.

Kami bicara sejenak, lalu saya naik ke lantai empat. Saya tidak menyangka jika itu cipika-cipiki terakhir. Kini saya akan selalu merindukan Kang Daman.

Muhammad Subarkah menyebut Kang Daman sebagai guru spiritual semua orang. Saya lebih suka menjulukinya orang baik, tidak berkonflik dengan siapa pun, melihat semua orang dari sisi positif. "Selamat jalan Kang Daman. Kami yakin Allah Swt memberi tempat terbaik untukmu."

Sementara sahabat Haji Damanhuri yang lain, Faruq Effendy mengungkap perasaannya atas 'kepergian' alumni UIN Syarif Hidayatullah ini. Menurutnya ia telah lama mengenal almarhum wartawan senior Republika ini. Pertemanan itu dia jalin berkat jalinan hobi main bulu tangkis. Haji Damanhuri memang selain penggemar olah raga ini juga dikenal piawai bermain olah raga tepok bulu angsa ini.

"Damanhuri Zuhri almarhum (wartawan senior Republika) yang saya kenal. Foto beliau di tahun 1997 bercerita banyak soal dia. Kami saling mengenang pada masa awal berdirinya Republika (saat saya menjadi pengurus bulutangkis). Melalui hobi bulu tangkisnya itu membuat lebih dikenal oleh bagian-bagian lain non redaksi Repubiblika (misalnya bagian manajemen),'' tulisnya.

Selain itu,"Bersama rekan redaksi lainnya (Mas Yon/Arif Supriyono), beliau selalu menyempatkan ikut bermain dalam acara pertandingan persahabatan melawan klien biro iklan, nara sumber maupun dengan klub-klub lainnya. Tentu saja beliau lebih dikenal lagi sebagai ustaz kultum mushola lantai 3 sehabis sholat ashar. Dengan kepakaran dalam penguasaan bahasa Arab, ceramahnya selalu dinantikan. Dia bisa menggali pesan Alquran dan Hadits menjadi mudah dipahami pendengarnya. Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya."

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Maktour Umroh & Haji Fuad Hasan Masyhur menyatakan sosok Damanhuri Zuhri dikenal sangat dekat dengan penyelenggaran haji dan umrah. Sepanjang karier jurnalistiknya, ia setia memberitakan perkembangan haji dan umrah kepada masyarakat Indonesia.

"Maka tidak salah jika saya menganggap almarhum juga bagian dari pesatnya perkembangan perjalanan haji dan umrah saat ini,"  tegas Fuad.

Fuad mengatakan keluarga besar Maktour juga merasakan kehilangan sosok wartawan senior Damanhuri Zuhri. Sebab, kata dia, beliau telah hadir bersama sejak Maktour merintis bisnis haji dan umrah.

"Kita sangat kehilangan sosok Damanhuri yang selama ini dekat dengan Maktour. Bagi kami Damanhuri bukan hanya milik keluarga besar Republika, tapi juga keluarga besar Maktour," kata dia kepada Republika.co.id.

*Teguh Setiawan: Mantan Wartawan Republika.

Lihat foto H Damanhuri tengan main bulu tangkis: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1238346726259623&set=a.335968689830769.79739.100002529234397&type=3

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement