IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Kepala Staf Teknis Haji Satu Kantor Urusan Haji Indonesia (KUHI) KJRI di Jeddah Ahmad Dumyathi Basori mengatakan, hingga kini, sudah ada 488 jamaah umrah yang telah dipulangkan ke Tanah Air. Pemulangan jamaah umrah tertundak karena adanya pemutusan hubungan antara Flynas dan Lofty Cest Ltd yang berdomisili di the British Virgin Islands.
Menurut Dumyathi, sebanyak 190 jemaah asal Surabaya telah diterbangkan pada Ahad (8/1) dini hari dengan Flynas XY 906 dari Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah. Mereka tergabung dalam dua travel biro umrah, yait: 90 orang dari Rabat (Rahmatan Baitullah) dan 100 jemaah dari Barakah Cahaya Arafah (BCA).
Kemudian, sebanyak 298 jamaah kembali diterbangkan ke Tanah Air oleh Flynas pada Senin (9/1) dini hari tadi, sehingga total yang sudah pulang sebanyak 488 orang. Dumyathi mengaku, dirinya sudah mendapat informasi dari Duty Station Manager Flynas di KAAIA Jeddah bahwa otoritas Flyanas sudah memberikan arahan untuk bisa segera memulangkan seluruh jamaah yang memang telah memiliki tiket pulang dan pergi dan telah di-approve oleh sistem.
"Jamaah umrah lainnya yang saat ini masih berada di Saudi akan diberangkat oleh Flynas secara bertahap pada Seni-Selasa (9-10/1). Dua penerbangan tujuan Surabaya dan tiga lainnya tujuan Jakarta," ujarnya, Senin (9/1).
Kisruh pemulangan ribuan jemaah umrah asal Indonesia ini bermula dari adanya kebijakan penghentian penerbangan Flynas dari Saudi. Mereka tertunda kepulangannya akibat adanya pemutusan hubungan kerja antara Flynas dan Lofty Cest Ltd yang berdomisili di the British Virgin Islands, sejak 31 Desember 2016 lalu.
Persoalan ini menjadi perhatian serius Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Menurut Dumyathi, saat memimpin rapat di Madinah, Jumat (6/1) pekan lalu, Menag meminta KUHI KJRI untuk proaktif dalam membantu proses pemulangan jamaah Indonesia.
"Menag minta agar pemulangan jamaah umrah ini menjadi prioritas untuk segera diselesaikan," kata Dumyathi melalui pesan singkat. Arahan Menag ini, kata dia, disampaikan langsung kepada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil, Direktur Layanan Luar Negeri Sri Ilham Lubis, serta tim Staf Teknis Haji KUHI.
Perhatian yang sama diberikan oleh Duta Besar RI untuk Saudi Arabia Agus Maftuh Abegebriel. Secara khusus, Dubes memberikan arahan langsung agar KUHI KJRI dapat memantau dan memberikan perhatian khusus terkait kepulangan ribuan jamaah umrah yang datang ke Saudi dengan maskapai Flynas.
Konsul Jenderal RI Mohammad Hery Saripudin juga meminta agar KUHI KJRI dapat bantu penyelesaian kesulitan jamaah yang terancam tidak dapat dipulangkan ke Tanah Air pasca pemutusan hubungan antara Flynas dan Lofty Cest Ltd. Sehubungan itu, KJRI di Jeddah membentuk Satuan Tugas Penanganan Umrah (STPU).
Sebagai langkah awal, STPU berkirim surat kepada Wakil Menteri Haji bidang Umrah Dr Isa Rawas untuk melaporkan masalah ribuan jamaah umrah asal Indonesia yang belum jelas jadwal kepulangannya. Selain komunikasi formal melalui surat resmi, upaya juga dilakukan STPU melalui komunikasi informal kepada Isa Rawas. Harapannya, proses pemulangan jemaah bisa dipercepat.
Menurut Dumyathi, Isa Rawas sudah memberikan respons bahwa pihaknya akan mendiskusikan dengan pihak GACA (General Aviation Civil Authority) agar ada jalan keluarnya. Atase Perhubungan KJRI Jeddah Nahduddin S Hasan juga ikut membantu mengkomunikasikan persoalan ini kepada pihak maskapai dan GACA sebagai salah satu mitra kerjanya.
Dumyathi mengatakan, perwakilan Indonesia di Saudi terus berupaya agar jamaah umrah Indonesia yang tertunda kepulangannya akibat kisruh FLynas bisa segera dipulangkan ke Tanah Air. Menurut dia, saat ini ribuan jamaah tersebut sebagian sudah berada dan menginap di beberapa hotel di Jeddah, sebagian masih di Madinah, dan ada juga yang memilih membeli tiket secara manciri dengan maskapai penerbangan lainnya.