IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Persiapan matang penyelenggaraan ibadah haji 2017 harus segera dilakukan, pasca-penambahan kuota jamaah haji Indonesia dari Pemerintah Arab Saudi. Pasalnya, dengan adanya penambahan sekitar 52.200 jamaah haji tahun ini, maka setidaknya menambah 87 sampai 90 kloter dan dapat memperpendek daftar tunggu ibadah haji di Indonesia.
"Itu kan artinya melibatkan seluruh manajemen, mulai dari imigrasinya, kesiapannya," kata Ketua Komisi VIII DPR RI, Ali Taher di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/1).
Dia pun menekankan pentingnya persiapan dari sisi keimigrasian. Hal ini karena paspor dan visa menjadi salah satu persoalan pada penyelenggaraan haji di 2016.
"Makanya tahun ini, saya minta visa enam bulan sebelum berangkat sudah beres. Kemudian paspor juga harus beres dan kepastian by name dan by address," kata Ali.
Ali juga menekankan soal kepastian jumlah biaya haji pada tahun ini, yang tahun lalu sekitar USD 34.800. "Kalau memberlakukan visa, berapa visanya," katanya.
Anggota DPR dari Fraksi PAN tersebut, juga meminta penambahan personel kesehatan dan aparat keamanan seiring dengan bertambahnya jumlah jamaah haji pada tahun ini. Hal ini, karena jumlah personel tenaga kesehatan selama ini masih sangat kurang.
"Berapa tenaga kesehatan yang mendampingi di dalam pesawat. Sekarang dokter cuma satu, menangani hampir 300-425 orang perkloter. Ini masih kurang," kata dia. Begitu pun personel TNI/Polri yang membantu para jamaah haji di lapangan hingga saat ini belum memadai.
Pemerintah Arab Saudi memulihkan jumlah kuota haji Indonesia pada 2017. Selain itu, pemerintah Arab Saudi juga menyetujui permintaan tambahan kuota untuk Indonesia dan memutuskan pemberian tambahan 10 ribu. Sehingga total tambahan kuota sebesar 52.200 pada