Kamis 19 Jan 2017 07:36 WIB

Umrah Plus Wisata Halal Harus Tetap dalam Koridor Ibadah

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Irwan Kelana
Rombongan  Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF)  menikmati makan siang dengan menu halal di Panorama Restaurant di Gunung Titlis, Swiss, Sabtu (6/8/2016).
Foto: Dok IITCF
Rombongan Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) menikmati makan siang dengan menu halal di Panorama Restaurant di Gunung Titlis, Swiss, Sabtu (6/8/2016).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Umrah plus wisata halal kini makin berkembang. Menurut Prof Dr KH Didin Hafihuddin MS.  ibadah umrah plus wisata halal boleh saja dilakukan. Namun, harus tetap memperhatikan koridor ibadah. “Hal yang penting diperhatikan  adalah wisata halal itu harus tetap dalam koridor ibadah, terutama dalam menjaga shalat lima waktu dan menjaga makanan halal di negarap-negara tujuan wisata halal tersebut. Juga tidak boleh mengunjungi daerah-daerah atau tempat-tempat yang bernada maksiat (red area),” ujar Prof Dr KH Didin Hafihuddin MS  kepada Republika.co.id, Jumat (13/1/2017).

Menurut guru besar IPB Bogor dan Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor Prof Dr Didin Hafidhuddin MS,  umrah plus wisata halal bisa memberikan manfaat bagi para jamaah. “Salah satu hikmahnya adalah tadabbur alam dan menelusuri kembali jejak-jejak Islam pada masa lampau,” tutur Kiai Didin Hafidhuddin.

Hal senada dinyatakan oleh Ustadz Erick Yusuf. Menurutnya, umrah plus sah saja dilakukan. Bisa jadi, kegiatan umrah plus itu merupakan salah satu bentuk dakwah.

Erick menilai positif adanya paket umrah yang dibarengi dengan paket perjalanan wisata halal tersebut. “Kendati demikian, wisata halal itu jangan sampai menggangu kekhusyukan ibadah umrah,” ujar Erick Yusuf.

Erick menambahkan, perjalanan ke situs-situs bersejarah Islam atau wisata religi lainnya bisa menjadi pilihan. Asalkan, perjalanan itu dilakukan untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.  "Artinya yang ada kaitannya seperti wisata halal, ada pengetahuan soal Islamnya. Kalau umrah plus nonton F1 (balap mobil formula satu)  kan nggak nyambung," kata Erick Yusuf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement