Senin 30 Jan 2017 12:34 WIB

Ini Penyebab Lantai Masjidil Haram Selalu Terasa Dingin

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Tawaf  di masjidil Haram Mekkah
Foto: Republika/Musiron
Tawaf di masjidil Haram Mekkah

IHRAM.CO.ID, Bagi siapa saja yang pernah melakukan umrah atau haji, pasti pernah merasakan kesejukan di telapak kaki Anda ketika melangkah di Masjidil Haram. Meski cuaca di Arab Saudi cenderung panas, namun jamaah yang sedang berada di Masjidil Haram maupun di sekitar Ka'bah pasti tak merasakan panas di telapak kaki mereka. 

Banyak yang memperdebatkan alasan di balik rasa dingin dan sejuk tersebut, mengingat suhu musim panas 'membakar' Saudi. Tahukah Anda apa penyebab sebenarnya? Hal ini tak lain karena jenis lantai yang digunakan sebagai alas di tempat tersebut. 

Seperti dikutip dari Al-Arabiya, Senin (30/1), Kantor Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci mengatakan bahwa alasan utama di balik jenis marmer yang digunakan. Pemerintah Arab Saudi mengimpor lantar marmer langka, Thassos, dari Yunani yang dapat memantulkan sinar matahari pada siang hari. 

Pernyataan tersebut sekaligus menepis anggapan bahwa alasan di balik kesejukan lantai di Masjidil Haram dan Ka'bah lantaran ada serangkaian pipa air dingin diletakkan di bawah lantai marmer.

Berbicara soal pendingin udara, Masjidil Haram memiliki sebuah bangunan sentral pendingin udara untuk bagian bangunan perluasan kedua dan lantai dasar tempat sa'i yang berjarak 600 meter dari Masjidil Haram, yaitu di Jalan Ajyad. Sentral tersebut terdiri dari gedung enam tingkat yang dilengkapi dengan sistem pendingin udara canggih. Udara dingin disalurkan lewat terowongan yang menghubungkan antara sentral dengan satuan-satuan pendingin udara pada bangunan perluasan dan disalurkan pula ke satuan-satuan pendingin udara yang terdapat pada tiang-tiang masjid.

Masjidil Haram adalah sebuah masjid di Kota Makkah yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Kabah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah shalat.

Masjid ini juga merupakan masjid terbesar di dunia, diikuti oleh Masjid Nabawi di Madinah al-Mukaramah sebagai masjid terbesar kedua di dunia serta merupakan dua masjid suci utama bagi umat Muslim. Luas keseluruhan masjid ini mencapai 356.800 meter persegi dengan kemampuan menampung jamaah sebanyak 820 ribu jamaah ketika musim haji dan mampu bertambah menjadi dua juta jamaah ketika shalat ied. Kepentingan masjid ini sangat diperhitungkan dalam agama Islam, karena selain menjadi kiblat, masjid ini juga menjadi tempat bagi para jamaah haji melakukan beberapa ritual wajib, yaitu tawaf dan sai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement