Rabu 01 Feb 2017 11:06 WIB

Pesantren Tanara, KH Ma’ruf Amin, dan Jejak Syekh Nawawi di Makkah

Santri di Jawa.
Foto:
Santri di pedalaman Jawa tahun 1910.

Suwanda pun tahu akan posisi terhormat Nawawi itu. Dia pun sudah mendengar beredarnya mitos bahwa jasad ulama ini masih utuh ketika makamnya akan dibongkar untuk pembangunan jalan. Namun, dia menyatakan mitos itu muncul karena ada rasa penghormatan kepada dia.

“Kata orang Sykeh Nawawi perawakannya kecil, tapi para ulama yang di Makkah ini segan kepadamya. Jadi, kalau ada cerita aneh tentang dia, itu mitos saja,” ujarnya.

Sebab, kata dia, jangankan ulama, kata dia, makam raja tak ada yang tahu persis sebab hanya ditandai dengan batu. Setelah dua tahun, kadang makam dibongkar, kemudian tulang belulangnya disingkirkan untuk diganti penghuni lain.

Apa pun itu, selang seabad kemudian yang muncul memang sedikit berlainan. Dahulu ada Nawawi yang punya nama besar sebagai intelektual dengan ratusan kitab. Namun, kini ada  Suwanda yang punya warung bakso dengan ratusan pelanggan di saat musim haji tiba. Zaman memang sudah berubah.

Nah, ketika hari-hari ini sosok Cicit Syekh Nawawi, KH Ma’ruf Amin, melambung dan sangat terkenal, maka jelas dan sekaligus nyata sebagai sebuah hal yang sama sekali tidak mengherankan.

Seekor macan memang melahirkan macan!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement