IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi merencanakan adanya penambahan kuota haji untuk musim haji 2017 sebanyak 10 ribu orang. Penambahan kuota tersebut rencananya akan dipriortaskan bagi calon jamaah haji berusia lanjut (lansia).
Dengan begitu, maka diprediksi jumlah lansia yang akan menunaikan proses ibadah haji tahun ini akan lebih banyak dibanding tahun lalu. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid mengatakan, penambahan jumlah jamaah haji lansia harus dibarengi dengan persiapan lebih matang oleh pemerintah.
Menurut dia, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. "Pertama, kuota untuk pendamping lansia,” ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (7/2).
Selain itu, kata dia, kuota untuk pendamping lansia sebaiknya juga diperhitungkan pemerintah. Pasalnya, kebanyakan jamaah lansia tidak mampu menunaikan haji seorang diri karena faktor kesehatan.
Kedua, yaitu pondokan khusus untu lansia dan juga pendamping dengan ketersediaan fasilitas klinik kesehatan di pondokan. Dan ketiga, jumlah petugas atau pendamping khusus juga harus diperhatikan, terutama ketika puncak ibadah haji.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan pun mengisyaratkan adanya penambahan jumlah kesehatan pada musim haji tahun ini. Di 2017, ada normalisasi kuota haji Indonesia sekaligus ada penambahan kuota, sehingga total ada tambahan sekitar 50 ribu lebih kuota dibanding tahun lalu.
"Bayangkan sekarang (jamaah) tambah sekitar 50 ribu. Kami hitung masih secara kasar, minta dua dokter dan dua perawat per kloter, tapi masih ingin perhalus lagi," ujar Menteri Kesehatan Nila F Moeloek beberapa waktu lalu.
Tahun lalu, setiap satu kloter yang berisi sekitar 360 hingga 380 orang dilengkapi satu dokter dan dua perawat. Untuk musim haji tahun ini, per kloter diperkirakan berisi sekitar 450 jamaah. Menurut dia, sebaiknya penambahan layanan kesehatan bagi para jamaah tidak hanya terpaku pada kuantitas pelayan kesehatan, tetapi juga pada kualitasnya.