Selasa 11 Apr 2017 10:54 WIB

Pascahaji, Shalat Jumat di Masjidil Haram Tetap Membeludak

Jamaah berbondong-bondong berusaha masuk Masjidil Haram untuk melakukan shalat Jumat  (Ilustrasi)
Foto: Republika/Didi Purwadi
Jamaah berbondong-bondong berusaha masuk Masjidil Haram untuk melakukan shalat Jumat (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, Meskipun jutaan jamaah di musim haji 1994, sudah pulang kampung, tapi shalat Jumat berjamaah tiga hari pascahaji, di Masjidil Haram, Arab Saudi, tetap membeludak. Sama seperti shalat wajib lainnya, salat Jumat diikuti ratusan ribu jemaah yang memadati trotoar-trotoar seputar masjid, hingga sajadah kira-kira 100 m.

Usai salat berjamaah, seperti biasa, mereka pun bubar. Ada yang berbelanja di Suq al-Lail (pasar malam) dekat masjid, yang lebih dikenal dengan sebutan Pasar Seng. Segala kebutuhan jamaah sejak dari sabun, siwak, sampai arloji emas dan berlian dijual di pasar yang menyerupai Pasar Tanah Abang Jakarta ini. Harga kembali normal, karena mereka yang berbelanja mulai berkurang.

Sebagian jamaah lainnya, usai shalat, melangsungkan tawaf wada' (perpisahan) di sekeliling Ka'bah. Mereka terdiri atas jamaah yang hari itu atau esoknya sudah harus meninggalkan Makkah menuju hotel-hotel atau pemondokan transit di Jeddah, untuk selanjutnya melangsungkan perjalanan pulang kampung dengan pesawat, kapal, dan mobil.

Di empat-tempat pemondokan sekitar masjid, juga berlangsung kesibukan lain. Mobil-mobil diparkir, menaikkan barang-barang bawaan jamaah yang hendak pulang. Di daerah Misfalah, utara Masjidil Haram, tampak puluhan bus asal Turki, lengkap dengan mobil-mobil ambulansnya, berjejer di pinggir asrama sewa mereka yang menyatu di satu lingkungan. Mereka rupanya bersiap-siap hendak pulang kampung. Sebagian besar mereka berasal diri Kenya.

Sementara itu, di dekat Masid Jin tampak belasan jamaah haji asal Rusia berderet di pinggir jalan. Mereka menjajakan barang-barang elektronik buatan Rusia, seperti kamera Zenit dan beragam binokular (teropong) dengan harga sedikit miring. Tak seperti biasanya, menjelang pulang kampung, mereka kelihatan mau ditawar harga-harga barangnya. Binokular ukuran 52/1.000 m, misalnya, boleh ditawar 200 riyal dari harga awal 280 riyal.

Namun, kesibukan luar biasa berlangsung di Jeddah, terutama di Bandara Udara Internasional King Abdulaziz. Ribuan jamaah haji, tua dan muda, sebagian kepala mereka digundul, lengkap dengan kenangan manis dan pahit selama tinggal di Makkah, Madinah, Mina, Arafat, dan Muzdalifah, berderet panjang depan loket-loket imigrasi. Wajah mereka tampak cerah, membayangkan pertemuan kembali dengan sanak keluarga yang telah lama ditinggalkan. Banyak jamaah yang, meskipun telah membawa banyak oleh-oleh, masih menyempatkan diri berbelanja atau mencari sovenir di toko bebas pajak dalam bandara. Sebagian lainnya antre di depan kotak-kotak telepon umum, untuk menyampaikan kepastian saat kepulangan kepada keluarga di Tanah Air.

Bandara King Abdulaziz Jeddah, selama 34 hari sebelum ini, telah menerima 120 penerbangan kontrak (charter) khusus haji tiap hari. Sekitar 830 ribu jamaah masuk melalui bandara ini. Selain itu, bandara tetap menerima penerbangan reguler sebanyak 42 kali, yang sebagian di antaranya juga menyangkut jemaah haji.

Maskapai Indonesia memiliki jumlah penerbangan terbanyak, sementara Air Guinea hanya tiga penerbangan dan Cameroon Airlines memiliki tiga kali penerbangan. Pesawat Garuda, yang memulai penerbangan pemulangan jamaah memiliki 350 penerbangan untuk 170 ribu jemaah.

Perusahaan penerbangan milik pemerintah itu telah menambah 200 stafnya untuk menangani penerbangan Boeing 747 dan MD-11. Pada masa antara pemberangkatan dan pemulangan, Garuda telah mengangkut ribuan jeriken air Zamzam masing-masing berisi 10 liter, untuk selanjutnya dibagi-bagikan kepada jamaah setiba mereka di keempat embarkasi di Tanah Air.

Perusahaan penerbangan Pakistan International Airlines (PIA) juga telah mengangkut lebih dahulu jeriken-jeriken air zamzam kelima embarkasi jamaahnya. PIA menjadwal 308 penerbangan khusus untuk menyangkut 90 ribu jamaah haji Pakistan. PIA bekerja sama dengan Saudi mengangkut jamaahnya menggunakan pesawat Boeing 747, Airbus 300 dan IL 86. PIA mengangkut 60 persen jemaah.

Selain dengan bus, jamaah haji Turki pulang dengan 175 penerbangan pesawat Turk Hwa Yollari (Yurkish Airlines), semuanya memakai Airbus 310. Sedangkan Royal Air Maroc (Maroko) memiliki 130 kali penerbangan, Egypt Air (Mesir) sebanyak 100 penerbangan, Air Algerie (Aljazair) 82 penerbangan, dan Tunis Air sebanyak 25 penerbangan Boeing 747.

Malaysian Airlines, yang memulai pemulangan jamaah, memiliki 60 kali penerbangan ketiga embarkasi. Adapun jamaah haji Nigeria diangkut dengan 30 penerbangan Nigeria Airways dan Trans Air Service. Perusahaan penerbangan Bangladesh Biman terbang 35 kali, Air Afrique 27 kali dan Emirates (UAE) menjadwalkan 14 kali penerbanga, serta Air India sebanyak 72 kali penerbangan. Sebagian jamaah haji India pulang dengan angkutan kapal laut MC Nicobar, begitu pula jamaah Pakistan dengan Safina-e-Arab.

Menyusul pemulangan pertama, jamaahnya yang kemarin sudah tiba di Tanah Air, kemarin Tiga Utama kembali menerbangkan jamaahnya ke Indonesia. Sebanyak 2.000-an jamaah haji Tiga Utama akan dipulangkan terakhir.

sumber : Disarikan dari Pusat Dokumentasi Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement