IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Perjalanan umrah bagi warga Mesir kini terasa lebih memberatkan. Fluktuasi pound membuat biaya perjalanan umrah ke Tanah Suci bagi warga Mesir menjadi terlalu mahal.
Empat bulan lalu, biaya perjalanan umrah warga Mesir sekitar 6.000 pound atau sekitar 333 dolar AS. Salah satu pensiunan pegawai negeri sipil Mesir, Mohamed Ali, berharap, bisa melaksanakan umrah sehingga dapat berziarah ke tempat-tempat suci di Makkah dan Madinah. Selama ini harga perjalanan umrah dirasakan cukup terjangkau bagi warga Mesir dibandingkan biaya perjalanan haji yang jauh lebih mahal.
"Saya benar-benar berharap bisa melakukan umrah setelah berbulan-bulan menabung. Mungkin saya bisa melakukannya tahun depan,” ujarnya seperti dilansir dari Middle East Online, Ahad (7/5) waktu setempat.
Sayangnya, pada November tahun lalu, Bank Sentral Mesir memutuskan tidak lagi menahan nilai tukarnya. Kebijakan free float pun diterapkan atas pound Mesir. Alhasil, nilai mata uang Mesir itu langsung jatuh 48 persen hanya dalam sehari.
Sebelum kebijakan diterapkan, nilai tukar terhadap dolar AS yaitu 8,8 pound Mesir. Sehari setelah keputusan, nilai tukar mata uang Mesir melemah menjadi 13 pound Mesir. Keputusan tersebut mendatang dampak positif sekaligus negatif bagi Mesir.
Di satu sisi, Mesir menjadi salah satu tujuan wisata super mudah bagi wisatawan mancanegara dan produknya mempunyai kekuatan daya saing yang belum pernah dimiliki sebelumnya dalam harga di pasar luar negeri. Di antaranya yakni ekspor tanaman pertanian serta bahan bangunan dan tekstil.
Sementara itu, dampak negatif keputusan tersebut yaitu melonjaknya biaya perjalanan haji dan umrah. Ali berharap, dia bisa melakukan umrah meskipun biaya yang dibutuhkan melebihi kemampuannya. "Saya selalu bermimpi mengunjungi tempat-tempat suci di Makkah dan Madinah, tapi nampaknya umrah bukan lagi untuk orang miskin," kata dia.
Musim umrah biasanya dilakukan dua bulan sebelum Ramadhan. Namun tahun ini, musim umrah dimulai menjelang akhir Mei dan berlangsung sekitar lima bulan. Di masa ini, ratusan ribu warga Mesir ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah yang lebih murah dari haji.
“Tahun lalu, 1,3 juta warga Mesir melakukan umrah. Namun, tahun ini, hanya 400 ribu orang yang tedaftar menjalankan umrah,” kata Kepala Bagian Pariwisata Keagamaan di Federasi Kamar Dagang Mesir Basel al-Sisi.
Kondisi ini membuat perusahaan perjalanan umrah juga mengalami kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di Mesir sendiri ada seitar 2.200 travel haji dan umrah. Total pekerja yang bergerak di sektor tersebut mencapai ribuan orang.
Salah satu pemilik travel haji dan umrah di Mesir, Nasser Turk, terpaksa memberhentikan beberapa karyawan saat resesi ekonomi terjadi. “Benar umrah memang ibadah penting tapi karena harga naik maka orang lebih memilih priorotas lain,” ujarnya.
Turk menyebut, dia telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hampir sepertiga dari jumlah karyawannya yang berjumlah 50 orang. Dia pun berencana mengalihkan bisnisnya haji dan umrah ke pariwisata domestik. Warga Mesir telah menghabiskan sekitar 1,1 miliar dolar AS untuk umrah dan haji setiap tahun. Jumlah ini tergolong besar untuk sebuah negara yang sedang berjuang menghadapi problem ekonomi.




