IHRAM.CO.ID, BATAM -- Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) yang juga Sekjen Kemenag Nur Syam berharap, indeks kepuasan jamaah haji tahun ini naik dua persen sehingga masuk dalam kategori sangat memuaskan. Harapan ini disampaikan Nur Syam saat membuka Sosialisasi Peningkatan Pelayanan Jemaah Haji di Arab Saudi tahun 1438H/2017M yang digelar Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri di Batam, Selasa (6/6).
Sosialisasi ini diikuti para Kabid PHU 13 Provinsi, yaitu: Provinsi Aceh, Sumater Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, dan DKI Jakarta. Selain itu, sosialiasi juga diikuti tim Badan Pusat Statistik dan Pusat Kesehatan Haji.
Hasil survei BPS tentang indeks kepuasan jamaah haji tahun 2015 berada pada posisi 82,67 persen. Hasil survei ini naik 1.16 persen pada tahun 2016 menjadi 83.83 persen. Dua hasil survei ini berada pada kategori memuaskan.
"Kalau bisa naik 2 persen, kita sudah bisa memasuki kategori sangat memuaskan yaitu 85 persen. Kalau bisa naik 2 persen, ini luar biasa karena layanan haji kita sudah sangat memuaskan," ujarnya.
Nur Syam mengapresiasi upaya Direktorat Layanan Haji Luar Negeri dalam melakukan persiapan pelayanan jamaah haji di Arab Saudi. Proses sosialisasi terkait layanan juga perlu dilakukan agar jamaah haji bisa memahami lebih dini hal-hal yang akan mereka dapatkan selama di Saudi.
Namun demikian, Nur Syam menggarisbawahi pentingnya perbaikan dan reaksi cepat terhadap sektor-sektor layanan yang masih dalam persiapan, utamanya terkait dengan pengurusan dokumen jemaah dan paspor. Menurutnya, ada sejumlah provinsi yang proses penyelesaian paspornya masih di bawah 50 persen dan karenanya harus dilakukan akselerasi mengingat pemberangkatan kloter pertama sekitar 50 hari ke depan.
Selain itu, Nur Syam juga mengingatkan pentingnya peta masalah dan prediksi problem. Belajar dari tahun 2015, pada saat semua terkonsentrasi pada peningkatan layanan, justru muncul masalah visa. Hal semacam ini, menurut Nur Syam, perlu diantisipasi sehingga tidak terulang kembali.
Selain soal layanan, Nur Syam juga menyoroti masalah perlindungan jemaah. "Kalau pelayanan sudah baik, maka perlindungan terhadap jemaah menjadi perhatian. Tahun 2016 misalnya, isunya sudah mulai bergeser ke arah perlindungan," terang Nur Syam.
Terkait hal ini, mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya ini mengingatkan pentingnya meningkatkan kesadaran jemaah terkait regulasi di Saudi. Menurutnya, jemaah perlu diberi kesadaran bahwa mengejar keselamatan dalam beribadah itu jauh lebih penting dari mengejar keutamaan.
"Lakukan koordinasi dengan KBIH dan penyelenggara bimbingan manasik di daerah, agar jemaah makin mentaati terhadap regulasi, baik yang disiapkan pemerintah maupun Saudi," terangnya.
Nur Syam mencontohkan masalah kepatuhan jemaah terhadap jadwal lempar jumrah yang sudah dibuat Saudi. "Kedepankan keselamatan beribadah dibanding mengejar waktu utama. Ini tema kita. Saya rasa tanggung jawab para Kabid untuk menyebarkan hal ini untuk mengingatkan jemaah terkait regulasi," sambungnya.
Sebelumnya, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan 50 hari jelang keberangkatan kloter pertama ke Arab Saudi, penyediaan layanan di Arab Saudi sudah selesai semua. Untuk itu, Kemenag melangkah pada tahap selanjutnya untuk melakukan proses diseminasi informasi kepada para stakeholder haji.
"Melalui sosialisasi ini, diharapkan informasi layanan di Saudi akan tersampaikan ke seluruh jemaah sehingga mereka mengetahui layanan yang akan diberikan sebelum berangkat haji," kata Sri Ilham Lubis.