IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia 2017 akan menjalankan ibadah haji dalam suhu ekstrem. Saat musim haji tahun ini, Arab Saudi sedang berada pada puncak musim panas. Baru-baru ini suhu berkisar pada 45 hingga 55 derajat celsius di Madinah dan Makkah. Makkah bahkan pernah menembus suhu 50 derajat celsius.
Kondisi tersebut patut diwaspadai sebab akan berimbas pada kesehatan jamaah haji. Suhu panas ekstrem juga dapat menyebabkan serangan panas (heat stroke).
Apa itu serangan panas?
Serangan panas adalah kondisi darurat dimana suhu tubuh seseorang sangat tinggi. Gejalanya, antara lain kebingungan, disorientasi, mual dan kejang. Serangan panas menyebabkan darah mengental karena dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Kasus ini dapat berujung pada kegagalan organ dan kematian.
Perawat dari Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang Endah Puspita Sari membagikan tips bagi jamaah haji untuk menghindari sengatan panas. Ia menyarankan jamaah membawa botol berisi air kira-kira sebanyak tiga gelas di tas pinggang. Jamaah diminta menghabiskan satu gelas tiap jam.
"Kurang dari itu berbahaya, jamaah bisa dehidrasi," kata perawat yang akan bertugas sebagai petugas haji Arab Saudi di Daerah Kerja Makkah kepada Republika.co.id di Asrama Haji Pondok Gede, Kamis petang (15/6).
Selain itu, Endah menyarankan jamaah haji mengenakan pelindung tubuh, seperti payung dan topi, menggunakan alas kaki, masker kain yang dibasahi air agar udara yang dihirup tetap lembab dan botol semprot untuk menyegarkan wajah. Jamaah bisa mengisi botol ini dengan air zam zam yang bisa dengan mudah ditemukan di sejumlah tempat pengisian. Jangan lupa pula mengisi ulang botol minum jika sudah habis.
"Bawalah sandal alternatif, bisa sandal hotel, sehingga jika hilang saat sedang shalat di masjid, jamaah tetap bisa melindungi kakinya. Atau bungkuslah alas kaki dengan plastik agar bisa dibawa masuk," ucapnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika