Rabu 21 Jun 2017 05:15 WIB

Calhaj Diminta Prioritaskan Keselamatan Bukan Keutamaan

Jamaah haji dari berbagai negara menyemut di Masjid Namira di Padang Arafah, Ahad pagi (11/9).
Foto: FAZRY ISMAIL/EPA
Jamaah haji dari berbagai negara menyemut di Masjid Namira di Padang Arafah, Ahad pagi (11/9).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Calon Jamaah haji (Calhaj) Indonesia diminta tidak sekadar memburu keutamaan ibadah haji, tetapi harus lebih mengutamakan faktor keselamatan dan keamanan. Terutama saat puncak haji di Arafah dan Mina (Armina). 

Menurut dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Kartono, prosesi haji yang diikuti jutaan orang membutuhkan tidak hanya stamina, namun juga kewaspadaan dan kehati-hatian. 

Belajar dari kasus Mina 2015, ujar dia, ratusan korban dari jamaah haji Indonesia meninggal di Mina setelah terjadi insiden berdesak-desakan dengan jamaah haji asal negara lain. 

Dia menyebutkan di antara salah satu faktor penyebabnya adalah keinginan mengutamakan keutamaan dibandingkan keselamataan. 

Dia mengakui sebagian jamaah mempunyai pemahaman agar mendapatkan fadilah melimpah di tiap ritual dan prosesi haji.   

“Namun sayangnya kurang memperhatikan keamanan diri sendiri,” kata dia saat memberikan pengarahan dan pembekalan petugas haji Indonesia Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (20/6)  malam. 

Kartono yang pernah menjabat sebagai direktur Pembinaan Haji dan Umrah Kementerian Agama ini menggarisbawahi pentingnya peran petugas bimbingan ibadah guna memberikan edukasi ekstra kepada para jamaah haji.

Dia juga meminta petugas perlindungan jamaah (linjam) bersikap tegas mengawal ketaatan jamaah terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan pemerintah Arab Saudi.

Sebelumnya, Kepala Sub Direktorat Pembinaan Petugas Haji Khoirizi HD mengingatkan para jamaah haji mematuhi segala arahan petugas haji. Hal ini penting untuk menghindari insiden-insiden berbahaya yang dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa.  

"Ini cara bagi jemaah untuk selamat beribadah. Jangan sampai kejadian 2015 terulang. Karena jemaah tidak mengikuti jadwal yang ada, maka ikut menjadi korban dalam tragedi Mina," katanya.

Menurut dia, jamaah haji Indonesia harusnya tidak ikut menjadi korban karena waktu kejadian bukan waktu yang telah ditentukan bagi jemaah haji Indonesia untuk melempar jumrah.

"Karena bukan jam untuk jamaah kita, itu juga bukan jalan untuk jemaah kita. Karena itu, mengikuti aturan dan arahan petugas sangatlah penting," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement