Rabu 12 Jul 2017 10:07 WIB

Antisipasi MERS, Calhaj Mataram Divaksin Meningitis

Jamaah haji menggunakan masker  untuk mengantisipasi virus Mers-Cov di Tanah Suci.
Foto: AP Photo/Hasan Jamali/ca
Jamaah haji menggunakan masker untuk mengantisipasi virus Mers-Cov di Tanah Suci.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, meminta agar semua calon jamaah haji asal daerah ini memastikan diri sudah mendapat imunisasi mengingitis guna mengantisipasi virus middle east respiratory syndrome (MERS).

"Imunisasi meningitis untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah terkena virus berbahaya seperti MERS, yang merupakan penyakit virus pernapasan yang pertama kali dilaporkan terjadi di Arab Saudi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Rabu (12/7).

Pernyataan itu disampaikan menyikapi adanya pasien yang diduga terjangkit virus MERS setelah pulang dari melaksanakan ibadah umrah. Saat ini, pasien yang merupakan pasien rujukan dari Pulau Sumbawa itu dirawat di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB.

Menurutnya, selain jamaah haji, jamaah umrah juga wajib melakukan imunisasi meningitis sebelum keberangkatan dan kewajiban itu harus disampaikan oleh setiap biro perjalanan umrah.

Apalagi, katanya, pemantauan kesehatan jamaah umrah sepulang melaksanakan ibadah umrah memang tidak ada dilakukan, seperti halnya pemantauan kesehatan jamaah haji sebelum hingga setelah pulang tetap dilakukan.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya setiap biro perjalanan umrah bisa menetapkan aturan dengan mewajibkan calon jamaah umrah agar melakukan imunisasi meningitis sebelum keberangkatan dan memeriksakan kesehatan pada pusat pelayanan kesehtan terdekat setelah pulang.

"Kalau jamaah umrah menderita panas, batuk dan flu berat setelah pulang, harus segera memeriksa kesehatannya," katanya. Upaya itu menjadi langkah antisipasi agar jamaah umarah bisa terhindak dari virus berbahaya, setelah berinteraksi dengan jamaah dari berbagai negara.

Dikatakan, pengawasan pemberian imunisasi meningitis bagi calon jamaah umrah dinilai sulit karena tidak sedikit jamaah umrah yang berangkat melalui biro perjalanan umrah di luar daerah. "Memang calon jamaah umrah mendaftar di Mataram, tapi ketika berangkat ada yang dari Surabaya, Jakarta atau daerah-daerah lainnya sehingga kita kesulitan untuk melakukan kontrol, tidak seperti calon haji," ujarnya.

Karenanya, ke depan diharapkan ada terobosan dari Kantor Kementerian Agama, agar sebelum berangkat setiap calon jamaah umrah diwajibkan untuk memeriksakan kesehatan, imunisasi meningitis, dan imunisasi influenza bila perlu. "Begitu juga setelah pulang, jamaah umrah harus kembali memeriksakan kesehatannya pada pusat pelayanan kesehatan terdekat," katanya.

Usaman menyebutkan, sebanyak 648 orang calon haji yang akan berangkat musim haji tahun ini, semuanya sudah mendapatkan imunisasi meningitis dan influenza. "Kalaupun ada yang belum, kemungkinan mereka merupakan jamaah mutasi dari daerah lain," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement