IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Arsyad Hidayat mengingatkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika jamaah haji hendak mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Salah satu diantaranya adalah sudah sudah mengenakan kain ihram semenjak dari tanah air.
''Kami mengingatkan kembali bagi jamaah haji yang akan mendarat di Jeddah kami minta sudah menggunakan kain ihram semenjak dari tanah air. Jadi nanti ketika pesawat sudah sampai di atas Yalamlam (merupakan batas miqat di mana jamaah harus sudah berniat untuk berumrah), maka pada saat itu kain ihram sudah mereka pakai,'' kata Arsyad kepada Ihram.co.id, ketika dihubungi di Jeddah, Ahad malam (23/7).
Menurut Arsyad, anjuran memakai kain ihram semenjak dari tanah air memang sangat ditekankan karena di samping di akhir akhir kondisi bandara Jeddah yang pada saat itu pasti sudah sangat padat karena hampir seluruh negara kuotanya kini kembali bahkan mengalami peningkatan. Akan susah sekali dan memerlukan waktu yang sangat lama bila baru mengenakan kain ihram setelah mendarat di Bandara Jeddah.
''Dan alasan lain penggunaan kain ihram supaya proses kedatangan jmh haji di bandara jeddah bisa lebih cepat dan tdk terjadi penumpukkan,'' tegasnya lagi.
Arsyad lebih lanjut mengatakan, seruan untuk sudah mengenakan ihram ini tentu saja dikenakan hanya kepada jamaah dari kloter penerbangan terakhir, yang memang mendarat di Jeddah bukan di Madinah. Bagi jamaah kloter awal yang mendarat di Madinah tidak perlu mengenakan kain ihram sebelum mendarat di bandara tersebut.
''Pada waktu penerbangan kloter terakhir suasana bandara Jeddah sangat padat. Untuk mandi, wudhu, melakukan shalat dan mengenakan ihram jelas perlu waktu. Makanya ketika di atas pesawat jamaah sudah kenakan kain ihramnya masing-masing agar lebih cepat berangkat ke Makkah,'' kata Arsyad.
Hari ini, Ahad (23/7), Arsyad melakukan pengecekan kesiapan pelayanan jamaah haji Indonesia di bandara Jeddah. Menurutnya, saat ini persiapan pelayanan jamaah sudah mendekati final. Dia pun yakin ketika nanti tiba masanya untuk melakukan kerja penyambutan dan pelayanan jamaah, maka semua hal sudah dapat disiapkan secara baik
''Kunjungan dimaksudkan untuk mengecek kesiapan seluruh pelayanan baik pelayanan kedatangan, kesehatan, pemberian katering, sarana pra sarana serta transportasi,'' kata Arysad.
Sebagaimana diketahui dan sudah mulai berlaku pada tahun-tahun sebelumnya, seiring dengan dipergunakannya Bandara Madinah sebagai bandara penerima kedatangan jamaah haji, maka waktu kedatangan rombongan jamaah haji Indonesia dibagi dua. Untuk kloter awal hingga pertengahan waktu pemberangkatan, jamaah haji akan mendarat di Madinah. Setelah itu setelah sepekan tinggal di Madinah mereka diberangkatkan ke Makkah.
Ini berbeda dengan rombongan jamaah haji yang berada di kloter akhir. Mereka akan mendarat di Jeddah dan langsung menuju Makkah. Mereka akan tinggal sekitar satu bulan di Makkah, sebelu kemudian diberangkatkan ke Madinah. Di Madinah nantinya akan tinggal selama satu pekan untuk menjalankan ibadah shalat arba'in, sebelum kembali ke tanah air.
Yang pasti, bagi jamaah yang datang ke Makkah dari Jeddah, karena menjelang puncak haji mereka akan langsung merasakan suasana Makkah yang sudah hiruk pikuk dan macet. Ini berbeda dengan jamaah haji yang datang dari Madinah. Karena mereka datang lebih awal, maka mereka akan mendapati suasana Makkah yang sedikit longgar.
"Jadi harus ada kesiapan mental dari para jamaah haji yang datang ke Makkah pada di kloter terakhir. Mereka harus siap dengan suasana Masjidil Haram yang padat dan kota Makkah yang ingar-bingar bahkan macet,'' kata Arsyad.