IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur SEAMEO RECFON Muchtaruddin Mansyur mendapat kabar tiga orang dari kloter pertama yang tiba di Saudi sakit. Satu di antaranya langsung dirawat inap karena gagal jantung. "Untuk pencegahan seperti kasus jamaah haji tadi, bagi jamaah haji yang telah mendaftar sebaiknya segera mengunjungi pusat kesehatan masyarakat untuk melakukan pengecekan kesehatan apakah dia berisiko tinggi atau tidak," jelas dia dalam Lokakarya Berhaji Sehat di RS Haji Jakarta, Sabtu (29/7).
Muchtaruddin mengingatkan Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) dan Asosiasi Kesehatan Haji Indonesia (AKHI) dapat merapat ke puskesmas. Selain itu saat ini Siskohat juga mendapatkan data kesehatan jamaah haji dari puskesmas untuk dimasukkan dalam gelang GPS.
Menurut dia, untuk mengantisipasi banyaknya pasien jamaah haji di Saudi maka perlu dilakukan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan sedini mungkin. Dia mengatakan, pemeriksaan usahakan dilakukan setelah mendaftar haji pada masa tunggu telah rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
Ada tiga tahap pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jamaah haji. Pertama, mengidentifikasi risiko kesehatan jamaah haji. Target bagi petugas kesehatan adalah seluruh jamaah haji masa tunggu. "Prioritas adalah jamaah haji yang dua tahun menjelang keberangkatan," jelas dia.
Pada tahap pertama ini yang perlu dilakukan petugas kesehatan di pusat kesehatan masyarakat adalah pemeriksaan kesehatan, penyuluhan dan konseling, pembinaan kebugaran, pengobatan dan perawatan dan kunjungan rumah.
Tahap kedua adalah melakukan penilaian istithaah kesehatan. Jamaah haji yang berada dalam tahap ini adalah mereka yang tiga bulan sebelum berangkat. Dalam tahap ini yang dilakukan petugas kesehatan di antaranya selain sama yang dilakukan pada tahap pertama ada tambahn imunisasi. Imunisasi penting dilakukan karena tidak boleh berangkat tanpa adanya sertifikat imunisasi internasional.
Tahap ketiga, petugas kesehatan haji harus melakukan penilaian kelaikan terbang. Pemeriksaan ini dilakukan di embarkasi masing-masing. "Pemeriksaan kelaikan terbang dan indikasi khusus istithaah kesehatan perlu dilakukan, jangan sampai tidak layak terbang tetap diizinkan berangkat,"jelas dia.