IHRAM.CO.ID, MIMIKA -- Sebanyak lebih dari 3.000 warga Kabupaten Mimika, Provinsi Papua masuk dalam daftar tunggu untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, Makkah dan Madinah, Arab Saudi.
Kepala Kantor Kementerian Agama Mimika, Utler Adrianus di Timika, Senin, mengatakan dengan jumlah daftar tunggu sebanyak itu maka dibutuhkan enam hingga tujuh tahun bagi mereka untuk dapat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
"Kalau normal-normal saja, berarti butuh waktu enam sampai tujuh tahun baru bisa berangkat menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Ini masih lebih baik. Di daerah lain, orang bisa tunggu sampai lebih dari 40 tahun," kata Utler.
Ia mengatakan rombongan jamaah calon haji asal Mimika tahun ini termasuk yang tertinggi di Provinsi Papua dengan jumlah mencapai 191 orang dari kuota Papua sebanyak 1.180 orang. Para jamaah haji Mimika tergabung dalam kloter 6 dan kloter 9 telah berangkat dari pintu embarkasi Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, menuju Madinah, Arab Saudi pada Ahad (30/7).
"Kami berharap para jamaah haji Mimika menjaga kesehatan dan dapat menunaikan ibadah haji dengan khusuk sehingga menjadi haji yang mambrur.
Utler mengatakan bagi umat Islam yang akan menunaikan ibadah haji dapat mendaftar secara online melalui Sistem Aplikasi Haji Terpadu. "Begitu mereka membayar Rp25 juta melalui bank penerima setoran haji, mereka membawa bukti setoran tersebut ke Bagian Haji dan Umroh di Kantor Kementerian Agama setempat untuk 'diupdate'. Saat itu juga nomor porsinya langsung keluar," jelas Utler.
Sementara itu,Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Mimika Ustadz Amin AR memuji semakin meningkatnya partisipasi umat Islam setempat mengikuti ibadah haji yang merupakan kewajiban menjalankan rukun Islam ke lima bagi umat Islam yang mampu secara ekonomi.
Amin mengatakan semakin banyaknya umat Islam Mimika yang menunaikan ibadah haji menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan ekonomi di kalangan umat setempat. "Harapan kami bagi para jamaah haji agar menjaga kesehatan sebab kondisi cuaca di Arab Saudi sangat berbeda dengan iklim di Indonesia, terutama di Mimika. Cuaca di sana sangat ekstrim. Kalau dingin, dingin sekali. Begitupun sebaliknya. Jadi, sangat penting menjaga kesehatan," tutur Ustadz Amin.